Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sidang AIPA ke-44 Momentum Tepat Menunjukkan Kematangan Demokrasi Indonesia
Oleh : Opini
Minggu | 06-08-2023 | 12:33 WIB
A-demokrasi-yang-damai.jpg Honda-Batam
Ilustrasi iklim demokrasi yang damai di Indonesia. (Foto: Ist)

Oleh Dodik Prasetyo

PELAKSANAAN ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44 merupakan sebuah momentum emas untuk bisa menunjukkan tingkat kematangan demokrasi Indonesia, sehingga negara-negara lain di dunia mampu mencontohnya.

Memang untuk bisa membawa sebuah perubahan dan juga melakukan upaya pembangunan dengan optimal serta maksimal, sangat dibutuhkan adanya kerja sama yang solid dan kuat antar seluruh pihak terkait. Dalam hal ini, para pemimpin parlemen negara di Asia Tenggara menggelar agenda Sidang AIPA ke-44.

Tidak bisa dipungkiri bahwa adanya forum, yakni Sidang AIPA merupakan sebuah forum yang mampu menjadi wadah dalam berdialog dan juga semakin meningkatkan upaya kerja sama antar para pemimpin parlemen di negara-negara ASEAN dan juga antar para pemimpin di negara wilayah Asia Tenggara tersebut.

Lebih lanjut, sebagai sebuah forum parlemen antar negara di Asia Tenggara, pelaksanaan AIPA memang memiliki posisi yang juga sangat penting. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani menjelaskan bahwa dengan adanya agenda tersebut mampu menjadi wadah bagi para pemimpin di ASEAN untuk bisa saling bertukar pandangan dengan para Ketua Parlemen Anggota AIPA, utamanya adalah mengenai berbagai isu dan juga tantangan yang akan dihadapi oleh kawasan serta strategi untuk bisa mengatasi hal itu.

Sidang Umum ke-44 AIPA yang digelar di DKI Jakarta pada tanggal 5 hingga 11 Agustus 2023 adalah momentum sangat penting bagi bangsa ini selaku tuan rumah pelaksanaan agenda itu, untuk bisa memimpin sekaligus mengatasi berbagai macam tantangan pada tingkat global.

Salah satu isu penting yang sesegera mungkin harus bisa dicarikan penyelesaiannya adalah mengenai isu konflik yang terjadi di Myanmar hingga adanya isu Green Economy, khususnya pada kawasan ASEAN. Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana menjelaskan bahwa memang seluruh anggota parlemen memiliki peranan yang sangat responsif untuk bisa meningkatkan stabilitas dan juga kesejahteraan di ASEAN.

Termasuk menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini lantaran kembali dipercaya oleh dunia untuk menjadi tuan rumah kembali dalam ajang internasional pada tingkat ASEAN. Dengan adanya banyak tantangan yang saat ini dijumpai dan memang harus sesegera mungkin dicarikan solusinya terkait isu-isu konflik global, hal tersebut merupakan tantangan tersendiri pula bagi Indonesia.

Menyangkut dengan bagaimana isu kemanusiaan yang di dalamnya juga menyangkut bagaimana demokrasi Indonesia di kawasan ASEAN, bagaimana situasi konflik di Myanmar serta secara global, yakni adanya ketegangan geopolitik yang masih terjadi antara Ukraina dengan Rusia juga merupakan sesuatu yang harus sesegera mungkin diselesaikan.

Sebagai sebuah bangsa yang memiliki kedaulatan penuh, terlebih juga merupakan negara pemimpin sekaligus tuan rumah pelaksanaan Sidang AIPA, tentunya bagaimana peran Indonesia di mata dunia juga sangat banyak disorot. Tidak bisa dipungkiri kalau Tanah Air akan sangat berpengaruh dalam agenda tersebut.

Bahkan, dengan bagaimana peranan kuat yang dimiliki oleh Indonesia itu, dunia sendiri sudah sangat mengakui betapa suksesnya bangsa ini untuk membangun konstruksi demokrasinya. Sudah banyak sekali negara di dunia telah menyampaikan bagaimana apresiasi sangat tinggi mereka terkait dengan perkembangan politik dan demokratisasi yang ada di Tanah Air.

Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Perancis-Indonesia, Jean-Jacques Guillet mengakui dan sekaligus memberikan apresiasi sangat tinggi akan demokratisasi yang terus dikembangkan dan berhasil berkembang dengan sangat signifikan di Nusantara. Bahkan menurutnya saat ini Indonesia justru mampu mengalahkan berbagai negara maju di dunia lainnya dalam mempraktikkan demokratisasi politik, utamanya adalah dalam Pemilihan Presiden (Pilpres).

Menurutnya demokrasi Indonesia semakin hari menjadi semakin matang. Guillet juga berpendapat bahwa saat ini, pada titik sekarang ini, Indonesia sudah menjadi negara demokrasi yang terbesar di dunia serta patut untuk dijadikan percontohan berbagai negara lain di dunia.

Sementara itu, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan bahwa dalam Sidang AIPA ke-44, tentunya parlemen sendiri memiliki peranan yang sangat penting untuk bisa turut serta dan aktif terlibat dalam penyusunan agenda ASEAN pada tahun 2045 mendatang.

Para pimpinan ASEAN-AIPA juga diharapkan mampu untuk memastikan negara-negara di Asia Tenggara bisa menjadi jauh lebih tanggap dan tangguh lagi dalam menghadapi adanya tantangan yang ada sehingga ke depannya mampu menjadi pusat pertumbuhan dan menjadi kawasan yang aman, stabil serta demokratis.

Kematangan demokrasi yang ada di Indonesia memang sama sekali sudah tidak perlu diragukan lagi, bahkan berbagai negara di dunia pun telah mengakui hal tersebut. Kemudian, selaku pemimpin serta tuan rumah pelaksanaan Sidang AIPA ke-44, agenda itu merupakan momentum emas untuk bisa menunjukkan bagaimana demokratisasi yang berkembang sudah sangat pesat sehingga mampu menjadi percontohan banyak negara lain di dunia.*

Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI) Jakarta