Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buku 'Pemolisian Digital dengan Artificial Intelligence' Bacaan Wajib Kalangan Peduli Transformasi Polri
Oleh : Redaksi
Minggu | 16-07-2023 | 15:04 WIB
A-AQUA-BUKU-POLISI.jpg Honda-Batam
Tiga penulis buku

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Untuk melaksanakan fungsi penegakan hukum, pelindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat, Kepolisian Republik Indonesia (Polri).tidak punya pilihan kecuali menerapkan teknologi komunikasi digital dan memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

"Pilihan langkah tersebut akan sangat memudahkan para anggota Polri menjalankan peran dan fungsinya itu secara profesional. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat atas institusi Polri akan mudah, cepat, efektif, dan efisien terlayani. Dengan cara seperti itulah Polri dapat dengan bangga mengklaim sebagai institusi modern dalam melaksanakan tugas pelayanan masyarakat dan penegakan hukum," ungkap Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana, Minggu (16/7/2023).

Dr Aqua Dwipayana menyampaikan demikian sebagai apresiasi atas penerbitan sebuah buku penting terkait digitalisasi dalam konteks pemolisian. Baru-baru ini, seorang perwira tinggi Polri yakni Brigjen Pol Dr. Yehu Wangsajaya, S.I.K., M.Kom, bersama dua sahabatnya, Dr. Ir. Arief Wibowo, M.Kom, dan Asep Surahmat, M.Kom berkolaborasi menerbitkan buku “Pemolisian Digital dengan Artificial Intelligence” dan ternyata menjadi buku pertama dan satu-satunya di Indonesia tentang pemolisian digital berbasis kecerdasan buatan. Peluncuran buku tersebut berlangsung Minggu (16/7/2023)

Secara khusus Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana mendapat undangan dari Yehu untuk menghadiri acara tersebut. Namun karena telah ada agenda di Yogyakarta sehingga tidak menghadiri acara penting tersebut.

Dr Aqua Dwipayana menyambut positif terbitnya buku penting ini. Buku tersebut, menurut doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu sangat layak sebagai referensi jajaran Polri, khususnya para pemimpin Korps Bhayangkara di semua level.

"Buku ini sangat relevan dan kontekstual dengan situasi saat ini ketika semua aspek dalam kehidupan semakin terdigitalisasi dan berbasiskan pada penggunaan kecerdasan buatan sebagai bagian dari perang melawan kejahatan,” ujar Dr Aqua Dwipayana yang dihubungi Minggu (16/7/2023)

Menurut pria yang hobi silaturahim tersebut, pemolisian digital dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan memberikan solusi baru dalam menangani kejahatan digital. AI dapat digunakan untuk menganalisis data dan mengidentifikasi pola-pola yang mencurigakan atau ancaman keamanan, memungkinkan pihak kepolisian untuk melakukan intervensi yang cepat dan efisien.

"Sistem AI yang terlatih dapat memantau jaringan komputer, media sosial, dan platform digital lainnya untuk mendeteksi aktivitas yang melanggar hukum, seperti penyebaran konten ilegal, peretasan, atau tindakan terorisme online," kata Dr Aqua Dwipayana menegaskan.

Manfaatkan Kecerdasan Buatan

Buku ini, menurut Dr Aqua Dwipayana, layak menjadi bacaan para akademisi dan masyarakat, khususnya yang berkecimpung dan berminat di bidang layanan publik di era komunikasi digital dan pemanfaatan kecerdasan buatan.

Menurut Dr Aqua Dwipayana, buku ini ditulis oleh tiga sekawan yang sangat kompeten di bidangnya, khususnya mengenai teknologi komputer dan komunikasi serta kepolisian.

"Saya kenal betul dengan para penulisnya, terutama Bang Yehu Wangsajaya. Beliau dikenal sebagai polisi cerdas dan bersahaja. Beliau sangat berdedikasi dan fokus ikut membangun institusi Polri yang profesional, modern, dan andal berbasis teknologi. Tidak heran, jenderal polisi bintang satu ini satu-satunya Pati Polri yang bergelar Master Komputer (M.Kom) versi Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII)," ungkap Dr Aqua Dwipayana yang memiliki jejaring pertemanan sangat luas, termasuk di institusi kepolisian.

Selama ini berbagai terobosan yang dilakukan Yehu Wangsajaya mulai dari Panic Button, Komputerisasi Ujian Teori SIM di Polda Sumut, Smart 110, Riwayat Hidup Personil Polri (RHPP) di SDM Mabes Polri, Quick Respon Time Police di Polda Sulut, Komputerisasi Pengaduan Masyarakat di Kompolnas RI hingga membangun beberapa aplikasi di Lemhannas RI.

Lebih jauh, Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini mengungkapkan, untuk melaksanakan fungsi penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat, Polri memang tidak punya pilihan kecuali menerapkan teknologi komunikasi digital dan memanfaatkan kecerdasan buatan.

"Pilihan langkah tersebut akan sangat memudahkan para anggota Polri menjalankan peran dan fungsinya itu secara profesional. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat atas institusi Polri akan mudah, cepat, efektif, dan efisien terlayani. Dengan cara seperti itulah Polri dapat dengan bangga mengklaim sebagai institusi modern dalam melaksanakan tugas pelayanan masyarakat dan penegakan hukum," lanjut penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim ini.

Buku yang berbobot ini mendapatkan pengantar dari tokoh-tokoh besar baik akademisi, petinggi Polri hingga praktisi, mulai dari Prof. Muhammad Zarlis, M.Sc., (Guru Besar Bidang Ilmu Komputer dan Artificial Intelligence), Drs. Bekto Surapto, M.Si. (Pakar dan pemerhati Kepolisian), Irjen. Pol. Prof. Dr. Chrysnanda Dwilaksana, S.I.K., M.Si. (Kasespim Lemdiklat Polri dan Pakar Ilmu Kepolisian), Dr. Aqua Dwipayana, M.I.Kom. (Motivator dan Pakar Komunikasi terbaik di Indonesia), hingga Michael Sunggiardi (Pakar dan Praktisi TIK yang sangat berpengalaman di Indonesia).

Lugas dan Tuntas

Gagasan dan inovasi terbaik tentang pemolisian digital dengan kecerdasan buatan dihadirkan secara lugas dan tuntas oleh ketiga penulis dalam buku yang diterbitkan oleh Penerbit Rajawali Pers di Jakarta. Dari menjelajah internet, mengakses media sosial, perbankan belanja online, hingga semua aspek lainnya membuat saat ini dunia tak bisa lepas dari digitalisasi.

Tentu hal ini membuat potensi kejahatan juga telah merambah dunia digital atau virtual sehingga antisipasi perlindungan masyarakat dari kriminalitas di dunia maya mutlak harus menjadi perhatian Polri.

Sementara banyak kemajuan dalam teknologi informasi yang menawarkan manfaat besar yaitu bagaimana orang dapat berkomunikasi dan bertransaksi dengan mudah dan cepat, berkembangnya kejahatan digital atau “cyber crime” yang meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir haruslah diwaspadai dan diantisipasi.

Pada sisi inilah, buku ini patut menjadi bacaan wajib bagi pengamat kepolisian, anggota kepolisian, pakar ilmu kepolisian dan tentunya harus menjadi bahan bacaan wajib bagi semua anggota Polri baik yang masih di pendidikan maupun yang bertugas di seluruh Indonesia dan luar negeri.

Tugas-tugas pemolisian harus beradaptasi dan menanggapi lingkungan digital yang terus berubah ini untuk memastikan bahwa polisi dapat tanpa kenal lelah mengejar penjahat, melindungi yang rentan dan mengurangi kejahatan, di mana pun itu terjadi.

“Untuk itu kepada yang terhormat bapak Kapolri dan jajarannya saya mengharapkan kiranya mau dan mampu menerapkan Pemolisian Digital dengan Artificial Intelligence di mana masyarakat Indonesia sekarang mengharapkan polisi untuk selalu hadir dalam dunia online yang signifikan, dengan tingkat fungsionalitas yang sama dan kemudahan penggunaan untuk layanan lain yang mereka bisa dengan mudah dapat akses setiap hari. Semoga semuanya dapat segera terjadi dan terealisasi di abad digital ini,” ujar Yehu Wangsajaya.

Kiprah Yehu Wangsajaya terus berlanjut untuk berkarya menciptakan berbagai hal dan inovasi. Sangat beruntung di setiap tempat di mana beliau menerima tugas jabatan selalu ada saja inovasi dan karya yang dihasilkannya.

Editor: Dardani