Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cerita Hengky Suryawan Menata Rupang Buddha, Berseloroh Mengenai Fengshui Rezeki
Oleh : Redaksi
Selasa | 11-07-2023 | 15:28 WIB
hengky_steiawan_b.jpg Honda-Batam
Pengusaha galangan kapal, Hengky Suryawan yang juga ketua Yayasan Yayasan Maitri Paramita (kiri) (Foto: Setiawan Liu)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pengusaha galangan kapal di Tanjungpinang, Hengky Suryawan --yang juga Ketua Yayasan Yayasan Maitri Paramita sempat berseloroh mengenai penempatan Rupang (patung) Buddha di altar gedung utama Wihara Avalokitesvara Graha Tanjungpinang, beberapa hari sebelum diresmikan, di depan ribuan umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia.

Ia dan beberapa Pengurus Wihara Avalokitesvara Graha Tanjungpinang sempat kewalahan menata penempatan tiga Rupang utama di atas altar. Rupang yang dipesan langsung dari Tiongkok tersebut menempel dengan alasnya berbentuk air dan bunga teratai.

Selain makna dan filosofi, penempatan Rupang juga harus estetis keindahan. "Tata letak Rupang harus ada miring sedikit karena (energy) fengshui. Awalnya, waktu Rupang mau ditempatkan di atas altar, saya sempat berpikir kenapa posisinya miring. Tapi akhirnya saya biarkan saja (kemiringan Rupang). Karena posisi miring, seperti ada celah untuk rembesan rejeki," kata Hengky sambil berseloroh.

Fengshui rumah/bangunan dengan segala bentuk struktur dan ornamen, bagian dari ilmu warisan masyarakat Tionghoa kuno.

Ilmu topografi kuno yang meyakini kesinambungan hubungan manusia, langit, dan bumi. Selain, acara-acara terkait dengan aset dan omzet (bisnis/usaha) juga kadang dibarengi dengan festival, termasuk Barongsai.

Penampilan pada acara penting seperti saat pembukaan bisnis, perayaan khusus dan upaya pernikahan, atau untuk menghormati tamu penting kadang dibarengi dengan festival Barongsai.

"Saya tidak terpaku pada Fengshui. Tapi pembangunan Wihara dan Pagoda (kedua terbesar di Asia Tenggara), ada keterkaitan dengan hubungan murid (Hengky) dengan guru saya yang sudah meninggal lima tahun yang lalu. Ada Wihara lama dan baru. Guru saya, Sukhong yang memulai ide pembangunan Wihara yang baru. Sementara yang lama yang sudah berusia 200 tahun lebih," kata direktur PT Bahtera Bestari Shipyard (BBS) Batam.

Di tempat yang sama, ketua tim penanggung-jawab Tanjung Pinang Barongsai Heri mengaku partisipasi pada setiap acara semata-mata untuk hobi atau kesenangan. Karena Barongsai bukan hanya sebatas kegiatan olahraga, tapi juga membangun sportifitas serta kebersamaan.

"Kami tidak full komersil. Nggak sering dibayar. Kadang ucapan terima kasih berupa paket sembako untuk anak-anak (pemain Barongsai Tanjung Pinang). Tampil depan pa Hengky Suryawan juga kebanggaan karena beliau seorang pengusaha sukses dan sangat religius," Heri mengatakan kepada BATAMTODAY.COM.

Tim Barongsai Tanjung Pinang sudah berdiri sejak tahun 2008 yang lalu. Dari tahun ke tahun, anggota dan pemainnya terus bertambah.

Mereka akan intens latihan jelang penampilan di berbagai acara di Tanjung Pinang, Batam dan lain sebagainya.

"Kami tanding dan juara satu pada tahun 2018. Waktu covid, kami tidak pernah tampil. Setelah covid selesai, kami tampil lagi dan sempat juara lagi," kata Heri.

Editor: Surya