Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pers Koalisi Strategis Bawaslu Jadikan Pemilu Lebih Demokratis
Oleh : Redaksi
Senin | 19-06-2023 | 19:32 WIB
bawaslu-dewan-pers1.jpg Honda-Batam
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Totok Hariyono saat memberikan arahan dalam "Kick Off Workshop Peliputan Pemilu 2024" di Hall Dewan Pers, Jakarta, Senin (19/6/2023). (ANTARA)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Totok Hariyono mengatakan insan pers merupakan koalisi strategis Bawaslu RI dalam menjadikan Pemilu 2024 lebih aman, nyaman, dan demokratis.

"Pers menjadi koalisi strategis Bawaslu menjadikan pemilu ke depan lebih aman, nyaman, dan demokratis," ujar Totok saat memberikan arahan dalam "Kick Off Workshop Peliputan Pemilu 2024" di Hall Dewan Pers, Jakarta, Senin (19/6/2023).

Hal tersebut, lanjut dia, juga tidak terlepas dari peran pers sebagai pilar keempat demokrasi. Sebelumnya, Totok telah menyampaikan bahwa pemilu dan wartawan bagaikan ikan dan air yang tidak dapat dipisahkan sehingga penyelenggaraan pemilu tidak dapat berjalan dengan baik tanpa keberadaan wartawan.

"Kalau enggak ada pemilu, enggak ada wartawan. Ya, bagaimana? Wong ikan kok enggak ada airnya. Ikan kok bisa hidup di air, ya, enggak mungkin. Keduanya bagian tak terpisahkan," ujar Totok.

Menurut dia, tanpa keberadaan wartawan, kejanggalan dan kekurangan pemilu tidak bisa dievaluasi. Selain itu, informasi ataupun edukasi mengenai penyelenggaraan pesta demokrasi yang baik juga tidak dapat tersampaikan kepada masyarakat.

"Jika tidak ada wartawan, kejanggalan dan kekurangan pemilu tidak bisa ter-evaluasi atau masyarakat tidak bisa tahu, misalnya, Pemilu 1955 pemilu yang terbaik. Itu (informasi) dari wartawan," ucap dia.

Dengan demikian, menurut Totok, wartawan berperan sangat strategis dalam pemilu, terutama pada Pemilu 2024 dengan banyaknya berita bohong yang tersebar di media sosial.

Dalam kondisi itu, Totok mengatakan bahwa wartawan dapat diibaratkan sebagai lentera atau pihak yang memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai berita yang benar di antara banyaknya berita bohong yang beredar di media sosial.

Sumber: ANTARA
Editor: Yudha