Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pentingnya Jaga Kondusifitas Politik Jelang Pemilu 2024 Jadi Tugas Bersama
Oleh : Irawan
Kamis | 08-06-2023 | 14:33 WIB
diskusi_pemilu_damai_b.jpg Honda-Batam
diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Politikus Partai Golkar, Mukhamad Misbakhun, menekankan pentingnya menjaga kondusifitas politik menjelang Pemilu 2024. Menurutnya, menjaga kondusifitas politik merupakan tugas bersama agar pemilu dapat berlangsung sesuai asas jujur dan adil (jurdil).

"Inilah kalau menurut saya tugas kita bersama dalam kurang dari 280 hari lagi pemilu ini kita jalani, kita jaga kondisifitas politik demi kelancaran proses pemilu," kata Misbakhun dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema "Bersama Menjaga Stabilitas Politik di Tahun Politik" di Media Center Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Misbakhun mengatakan munculnya dinamika politik merupakan hal yang wajar. Namun, proses demokrasi yang berjalan baik dan bertanggungjawab penting dilakukan oleh semua pihak.

"Kita harus edukasi masyarakat dengan informasi-informasi yang benar, terukur dan kemudian terjaga kredibilitasnya. Ini penting dilakukan oleh semua pihak, dengan begitu apa yang kita inginkan Pemilu berjalan lancar akan tercapai," ujarnya.

Tak kalah penting, Misbakhun mengingatkan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus transparan dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara dan pengawas pemilu. Dia menjelaskan, kunci terselenggarannya Pemilu 2024 dengan sukses berada di KPU dan Bawaslu.

"KPU ada Bawaslu sebagai penyelenggara dan sebagai pengawas mereka juga harus mempunyai peran serta, bagaimana membangun sistem pemilu yang kredibel sesuai yang kita sepakati bersama di UU, mereka harus bisa menjalankan peran dan fungsinya," tuturnya.

Sedangkan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan, dalam iklim demokrasi, termasuk dalam kontestasi politik, kegaduhan dan atmosfir memanas merupakan hal biasa.

Terpenting setiap elemen masyarakat, terasuk elite politik dan para pemimpin harus membingkai kegaduhan tersebut dengan visi dan misi kebangsaan yang terkandung dalam empat pilar yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tuggal Ika, dan NKRI.

Menurut Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP Partai Demokrat ini, kontestasi politik hanya sebagai kompetisi yang temporer dan sebentar.

"Seperti kami di internal partai, kalau mau masuk kepada pemilu, berkontestasinya nanti di masa setelah Daftar Calon Sementara sampai kepada pemilu. Pasti ada kompetisi sebab ada kursi yang diperebutkan. Setelah itu ya biasa-biasa lagi," katanya.

"Tinggal bagaimana kemampuan seorang politisi betul-betul memahami nilai-nilai kebangsaan. Kalau berbicara nilai-nilai kebangsaan, semestinya malu dengan dirinya sendiri kalau masih sering mengangkat perbedaan, masih sering kemudian merasa menang sendiri," imbuhnya.

Ia menegaskan situasi boleh memanas, tetapi hati tetap harus dingin. "Kita tidak boleh berpecah belah walau berbeda partai, berbeda baju, tetapi dalam konteks membangun bangsa harus bersama-sama," kata Presidium Korps Alumni HMI (KAHMI) ini.

Diskusi yang digelar Koordinatoriat Wartawan Parlemen bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR ini tam;pir sebagai pembicara juga dihadiri politikus PPP Achmad Baidowi, politikus PKB Yanuar Prihatin; pengamat politik, Boni Hargens; dan peniliti Indikator Politik, Bawono Kumoro.

Editor: Surya