Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Binda Kepri Jalin Kerjasama dengan TNI-Polri dan KWI Berantas Human Trafficking
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Rabu | 24-05-2023 | 17:40 WIB
IMG-20230524-WA0068.jpg Honda-Batam
Kabinda Kepri, Bonar Panjaitan kepada Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC pada saat hadir dalam kegiatan Gala Dinner di Gereja Santo Petrus, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Selasa (23/5/2023) lalu. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Maraknya kasus human trafficking atau Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di wilayah Kota Batam telah menjadi atensi serius pemerintah untuk berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat dalam memberantas jaringan TPPO di berbagai daerah di Indonesia.

Komitmen untuk mendukung pemberantasan jaringan TPPO juga disampaikan Kabinda Kepri, Bonar Panjaitan kepada Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC pada saat hadir dalam kegiatan Gala Dinner di Gereja Santo Petrus, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Selasa (23/5/2023) lalu.

"Binda Kepri mengapresiasi karya pelayanan gereja dalam membela kemanusiaan di Batam melalui Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPMP) keuskupan Pangkalpinang yang dipimpin Romo Paschal," kata Kabinda Kepri, Bonar Panjaitan.

Ia menegaskan, upaya untuk membela kemanusiaan dengan melawan jaringan TPPO selama ini memang menghadapi berbagai tantangan.

"Apapun tantangannya, negara tidak boleh kalah, untuk itu Binda Kepri siap berkolaborasi dengan TNI/Polri dan seluruh elemen masyarakat, termasuk gereja dalam memberantas TPPO," ujarnya.

Ketua KWI, Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas dukungan dan komitmen Kabinda Kepri untuk bersama-sama dalam mendukung karya-karya kemanusiaan, khususnya di wilayah Provinsi Kepri.

"Terima kasih atas komitmen Kabinda dan Kapolda Kepri yang baru serta para pejabat pemerintah untuk mendukung karya kemanusiaan, kita tidak pernah memilih dan memilah siapa orangnya tetapi dimana ada satu orang manusia dengan agama dan etnis apapun yang menjadi korban TPPO, maka harus dibela karena mereka mempunyai hak dan martabat yang sama seperti kita di Indonesia ini," kata Mgr Antonius.

"Kita yakin BIN, POLRI, TNI dan pejabat pemerintah berkomitmen dalam melaksanakan misi negara yaitu kemanusiaan, keadilan dan kesejahteraan," lanjutnya.

Lebih lanjut, Uskup Pangkalpinang Mgr. Adrianus Sunarko, OFM juga mengharapkan kerjasama dengan Binda Kepri untuk melawan human trafficking dapat terus ditingkatkan.

"Yang paling penting sekarang tumbuh keprihatinan bersama untuk dapat bekerja sama yang lebih baik dalam melawan human trafficking gereja tidak bisa sendiri dan butuh kerjasama termasuk dengan Binda Kepri," tegasnya.

Dukungan dalam memberantas TPPO juga terus dibuktikan Binda Kepri dalam upaya menggagalkan pengiriman Calon PMI ke luar negeri, salah satunya dengan mencegah keberangkatan 2 orang Calon PMI asal Kota Tanjungpinang ke Negara Kamboja, pada Senin (15/5/2023) di Pelabuhan Domestik Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang.

Kedua Calon PMI asal Kota Tanjungpinang diketahui akan berangkat menuju Batam untuk selanjutnya melalui Bandara Hang Nadim Batam akan berangkat ke negara tujuan dengan rute Jakarta - Malaysia - Kamboja.

Pengungkapan kasus TPPO juga terus dilakukan Polda Kepri beserta jajaran. Sebanyak total 6 kasus TPPO melalui Pelabuhan Ferry Internasional dan pelabuhan tikus di Kota Batam berhasil diungkap dan dirilis Polresta Barelang, pada Selasa (23/5/2023). Terdapat sebanyak 11 orang tersangka, termasuk diantaranya 3 orang WNA asal Malaysia yang ditangkap karena terlibat jaringan TPPO dan 13 orang korban TPPO berhasil diselamatkan, yang berasal dari NTT, Jawa dan Sumatera.

Editor: Yudha