Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dua Tahun Dua HMS
Oleh : opini/dd
Selasa | 28-08-2012 | 15:34 WIB

Oleh: Raja Dachroni


Tepat 19 Agustus 2012 yang lalu, HM. Sani dan HM. Soerya Respationo telah menjalani roda kepemimpinannya selama dua tahun. Dalam perjalanan kepemimpinannya selama dua tuhun, penulis  melihat kepemimpinan Dua HMS belum begitu optimal, dan tentunya kita harapkan mampu melakukan lompatan-lompatan yang baru di akhir masa kepemimpinannya kelak atau tiga tahun masa kepemimpinannya nanti.


Selama tiga tahun itu pula kita berharap mereka mampu melakukan pemerataan pembangunan dengan mempercepat pembangunan ekonomi Natuna, Anambas dan Lingga (NAL) serta bisa menuntaskan proyek Dompak, yang hingga saat ini belum menunjukkan perkembangan yang begitu signifikan.

Secara umum ada beberapa permasalahan yang saat ini barangkali perlu dipikirkan dan menjadi prioritas kepemimpinan Dua HMS. Pertama, belum dimanfaatkannya secara optimal keunggulan komparatif Provinsi Kepulauan Riau yang berdekatan dengan negeri jiran seperti Singapura dan Malaysia padahal secara historis Kepulauan Riau dengan Singapura dan Malaysia merupakan satu rentetan sejarah peradaban yang sama dengan negeri ini dan bahkan lebih maju daripada kedua negeri jiran ini. 

Kedua, masalah kesenjangan pembangunan antar wilayah. Hal ini dapat dilihat dari betapa pesatnya pembangunan ekonomi Kota Batam dan Tanjungpinang, sementara Kabupaten Bintan, Natuna, Lingga dan Anambas pembangunannya masih relative lambat serta belum terintegrasi dan terakselerasi dengan baik. Ketiga, belum maksimalnya pengelolaan SDA secara maksimal, terutama sumber daya kelautan dan pertambangan sehingga belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap nilai PDRB daerah.

Keempat, kurangnya ketersediaan daya dukung kapasitas energi listrik, air bersih bagi kegiatan rumah tangga maupun dunia usaha, sehingga memperlambat pengembangan investasi dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Kelima, belum berkembangnya sektor pertanian karena selama ini kita melihat pasokan pertanian masih didatangkan dari daerah atau propinsi lain, sebut saja Jambi, Sumbar dan Sumatera Utara.

Keenam, lemahnya organisasi dan manajemen koperasi dan UMKM serta terbatasnya askes ke pasar dan sumber-sumber permodalan. Ketujuh, regulasi FTZ yang semakin rumit. Kedelapan, masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Kepulauan Riau. Kesembilan, kurangnya tenaga medis dan alat kesehatan terutama di puskesmas pembantu di berbagai daerah hinterland yang ada dan beragam permasalahan lainnya. 

Namun disisi lain, memang kita tidak bisa pungkiri dua tahun kepemimpinan HM. Sani dan HM. Soeryo Respationo tak minim dengan prestasi. Seperti yang dirilis sebuah media lokal terbitan Batam dalam kolom advertorialnya disebutkan, sepanjang tahun 2011 sampai pertengahan 2012, hampir semua sektor mengalami perubahan dan peningkatan yang siginifikan. Dari sisi konektifitas laut dan udara di Provinsi Kepulauan Riau. Penambahan sejumlah kapal penyeberangan seperti kapal roro dan kapal penumpang menuju Natuna, Anambas dan Lingga serta fasilitas bandara udara yang terus berubah. Sementara pertumbuhan ekonomi 7,3 persen, inflasi yang hanya 3,6 persen dan tingkat kemiskinan mikro yang hanya 12 persen. Bahkan, menyikapi permasalahan yang penulis sebutkan di atas mereka sudah mengambil langkah untuk menuntaskan segalanya di tahun 2013.

Tentunya kita berharap ini bukanlah kalimat retoris belaka, karena faktanya memang masyarakat belum merasakan efek pembangunan itu selain penyerahan-penyerahan bantuan langsung entah itu dalam bentuk sembako atau bantuan-bantuan yang sifatnya barangkali hanya mencari simpati public semata. Di samping itu, potensi kemaritiman yang menjadi salah satu mimpi Dua HMS sebelum terpilih untuk mengembangkannya harus benar-benar bisa terealisir. 

Ini jelas bukan pekerjaan yang mudah, tapi bukan pula tidak mungkin untuk terealisir. Harus ada perencanaan yang matang, rancangan aksi (action plan), tindakan, evaluasi, revisi dan aksi kembali jika memang program atau janji Dua HMS benar-benar mau terealisir. Dan penulis pikir, semua elemen di Kepulauan Riau harus menjalankan fungsinya dengan baik dan benar. Dan semoga Allah SWT memberikan kesehatan kepada kedua pemimpin kita untuk selalu bekerja melayani rakyat. Mari bersama membangun Kepulauan Riau dan Insya Allah kita semua memahaminya.

Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Riau (UR) dan Ketua Umum PD KAMMI Kepulauan Riau