Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Potensi Perikanan Kepri Sangat Menjanjikan, Perlu Dikembangkan Lebih Lanjut
Oleh : surya
Selasa | 28-08-2012 | 09:40 WIB
jasarmen_purba.jpg Honda-Batam

PKP Developer


Djasarmen Purba, Anggota Komite II DPD RI, Senator asal Kepri

JAKARTA, batamtoday - Komite II DPD RI menilai potensi perikanan tangkap, budidaya ikan, budidaya hasil laut lainnya di Kepulauan Riau (Kepri) sangat menjanjikan karena sebagian besar wilayahnya sebagaian besar adalah perairan.


Sayangnya, hingga kini masih kurang mendapatkan perhatian akibatnya banyak hasil laut Kepri terutama ikan dicuri oleh nelayan-nelayan asing dari Thailand, Vietnam, Malaysia dan lain-lain.

"Kepulauan Riau sebagai daerah yang mempunyai wilayah laut yang luas, sangat potensial untuk dikembangkan sebagai wilayah produksi ikan. Sebagai ilustrasi adalah potensi pengembangan Pulau Batam. Letak Batam yang berdekatan dengan Singapura sangat mendukung bagi pengembangan usaha perikanan. Tingkat konsumsi ikan laut di Singapura mencapai 100.000 ton per tahun, dan hanya 5% yang dapat dipenuhi oleh perikanan budi daya. Wilayah perairan Singapura sangat kecil, sehingga tidak memungkinkan permintaan ikan ini dipenuhi sendiri," kata Djasarmen Purba di Jakarta, Selasa (28/8/2012).

Menurutnya, hal Ini merupakan peluang bagi nelayan utamanya di Pulau Batam untuk mengembangkan sektor perikanan. Dukungan sumberdaya alam yang kaya yang dimiliki Pulau Batam, lanjutnya, merupakan modal dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

"Oleh karena itu para nelayan dan petani budidaya ikan perlu lebih bersemangat dan bekerja keras dalam meningkatkan produksi perikanan baik perikanan tangkap maupun budi daya," katanya.

Dalam pertemuan dengan konstituen selama mengadakan kegiatan daerah, ungkapnya,  selalu menyinggung tentang pemberdayaan potensi kelautan dan perikanan untuk membangun basis perekonomian dan pembangunan di propinsi Kepulauan Riau. Sebab,  Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi yang bisa dikembangkan dan digarap dari wilayah laut seperti perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan.

"Potensi-potensi itu bisa dijadikan dasar perencanaan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan, dengan mengedepankan program-program yang bermanfaat bagi : peningkatan pendayagunaan sumber daya alam kelautan; peningkatan kualitas sumber daya manusia pada masyarakat pesisir pantai melalui pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, penciptaan iklim investasi yang kondusif bagi dunia usaha di bidang perikanan, memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, serta pengembangan potensi ekonomi lokal dengan menjamin keberpihakan kepada rakyat kecil, meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur," katanya.

Senator asal Kepri ini menambahkan, secara keseluruhan, potensi perikanan yang dimiliki Indonesia mencapai 65 juta ton. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi ikan tahun 2011 adalah sebesar 8,75 juta ton berasal dari 5,42 juta ton perikanan tangkap dan 3,33 juta ton perikanan budidaya (tanpa rumput laut).

Sedangkan total konsumsi ikan tahun 2011 menjadi 7,478 juta ton (dihitung berdasarkan target konsumsi per kapita sebesar 31,57 kg/tahun dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa). Konsumsi ikan tersebut adalah setara dengan ikan utuh segar dan sudah mencakup konsumsi produk olahan ikan.

Realisasi impor tahun 2010 sebesar 0,37 juta ton, maka masih terdapat selisih sebesar 1,06 juta ton. Angka ini kemungkinan berasal dari produksi yang tidak tercatat dan/atau impor illegal. Untuk tahun 2011, berdasarkan data produksi target konsumsi dalam negeri dan kebutuhan bahan baku industri pengolahan untuk tujuan ekspor maka masih terjadi kekurangan ketersediaan ikan sebesar 0,73 juta ton hingga 1,13 juta ton. Dari data tersebut, peluang usaha perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya di tanah air masih sangat menjanjikan bukan hanya di Kepri saja.