Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Prof Satyanegara Terus Kejar Keilmuan Genomics
Oleh : Paskalis RH
Rabu | 15-03-2023 | 11:24 WIB
Prof-Satyanegara.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Dokter ahli bedah saraf senior di Indonesia Prof Dr dr Satyanegara, Sp.BS (K). (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dokter ahli bedah saraf senior di Indonesia, Prof Dr dr Satyanegara, Sp.BS (K) terus mengejar dan mempelajari Genomics atau bidang yang mempelajari genome, pemahaman mengeni suatu organisme bekerja, serta interaksi antar gen dan pengaruh lingkungan terhadapnya.

"Saya berusaha untuk terus mengejar (aplikasi medis, genomics), minimal (saya) mengenal dulu. Kemudian, (ada) satu pemikiran, satu view terhadap kemajuan ilmu kedokteran, khususnya genomics medicine," kata Satyanegara, dalam keterangan tertulis, Rabu (15/3/2023).

Prof Satyanegara menjelaskan, Genome adalah materi genetik yang menjadi cetak biru atau rancangan dari suatu mahluk hidup. Informasi ini diwariskan secara turun temurun dan tersimpan dalam DNA, atau pada beberapa jenis virus, dalam RNA. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran dan penyelikan terhadap genomics, perlu kegiatan riset yang sungguh-sungguh.

"(Hasil riset terhadap genomics) nantinya, minimal bisa menjamin penyembuhan terhadap suatu penyakit. Pada saat ini, hasil riset masih harus berkutat pada data yang sangat besar dan pemetaan, analisis genome. (proses pemetaan, analisi) belum begitu lama, sehingga masih butuh waktu sampai pada penjaminan unku menyembuhkan pasien," kata Satyanegara.

Dari proses pembelajaran dan penelitian yang mendalam terhadap genomics, nantinya muncul dasar pemikiran terhadap penyembuhan penyakit. Semua proses dilihat dari perspekstif genomics, yang tentunya sangat kompeks, jelimet.

Kalau para ahli tidak mulai mempelajari dengan sungguh-sungguh, atau belum pernah belajar, belum pernah mendapat kuliah mengenai genomic, pada dokter akan kesulitan untuk mengenal genomics.

"Para ahli perlu mendapat pandangan terhadap penyakit yang timbul, menyediakan obatnya, dan lain sebagainya. Dasar pemikiran (proses pembelajaran genomics) tentunya berbeda dengan yang saya alami, 63 tahun yang lalu, ketika saya baru kuliah kedokteran di Kyushu University (Jepang), Tokyo Medical & Dental University (Maret 1960)," kata pemilik nama Tionghoa Oei Kim Seng.

Editor: Gokli