Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Panggilan Hati Dewi Yulianti untuk Masa Depan Anak-anak Desa Teluk Sasah
Oleh : Harjo
Senin | 13-03-2023 | 11:16 WIB
Dewi-Yulianti.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Dewi Yulinati, Guru MTS Teluk Sasah, Kabupaten Bintan. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Menjadi seorang guru, bukan profesi yang diimpikan seorang Dewi Yulinati dari awalnya. Namun, panggilan hati untuk masa depan generasi bangsa membuatnya mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di MTS Teluk Sasah, Kabupaten Bintan, sejak 2018 lalu.

Meski gaji yang diterimanya tak sebanyak guru-guru swasta lainnya, Dewi Yulianti tetap bertahan di sekolah swasta bernuansa islam itu hingga saat ini. Semua itu, murni karena panggilan hati untuk membantu mencerdaskan anak-anak di Desa Teluk Sasah.

Kepada BATAMTODAY.COM, Dewi --begitu dia akrab disapa, mengaku hanya menerima upah Rp 700 ribu untuk jasanya mendidik murid-murid di sekolah itu. Meski terpaut jauh di bawah UMK, tak menyurutkan semangat dan tekad Dewi untuk tetap mengabdikan diri sebagai seorang guru.

"Gaji Rp 700 ribu/bulan itu sudah yang tertinggi di sekolah ini. Teman-teman masih ada gajinya Rp 500 ribu. Tetapi yang namanya panggilan hati, kita tetap semangat untuk mengajar," ucap dia, belum lama ini.

Dijelaskannya, MTS Teluk Sasah berdiri pada tahun 2009, di bawah Yayasan At Taqwa Kecamatan Bintan Utara. Dua tahun belakangan ini, MTS Teluk Sasah dikelola Yayasan Al Hikma Kecamatan Serikuala Lobam.

Selain pengelola yang berganti, tentunya para guru pun juga terus berganti. Tentunya, masalah gaji yang menjadi salah pertimbangan. Walaupun disadari keberadaan MTS Teluk Sasah adalah sekolah swasta yang murni dikelola yayasan.

"Kalau Dewi bukan melihat dari masalah pendapatan semata, sehingga memilih bertahan untuk mengabdi. Tetapi berangkat dari sebuah keinginan untuk andil memajukan sekolah dan mengantar anak-anak untuk dalam memperjuangkan masa depannya," ungkap dia.

Menurut dia, semua tenaga pengajar di MTS Teluk Sasah, menyadari sekolah ini bukan bernaung bawah di Dinas Pendidikan, namun bernaung di bawah Kementerian Agama (Kemenag), serta dikelola oleh yayasan, makanya untuk pendapatan guru juga murni dari yayasan.

"Sejauh ini, hanya ada dua orang yang mendapatkan bantuan dari Pemkab Bintan, yaitu satu penjaga sekolah satu orang guru," katanya.

Saat ini, murid MTS Teluk Sasah secara keseluruhan berjumlah 48 orang dari kelas 7 hingga kelas 9. "Salah satu kendalanya saat anak-anak akan mengikuti ujian atau kegiatan nasional seperti asesment nasional terpaksa menumpang ke selolah lain. Syukurnya sekolah lain pun bisa membantu kami," jelasnya.

Upaya untuk mengembang dan mensejahterahkan tenaga pengajar, memang sudah dilakukan berbagai cara. Termasuk berkoordinasi dengan legeslatif, Pemkab Bintan serta Kemenag. Karena ini adalah sekolah swasta, jelas masalah peningkatan berbagai fasilitas penunjang sekolah yang sangat dibutuhkan.

Terlepas MTS Teluk Sasah adalah sekolah swasta, kehadiran adalah untuk menempah serta mendidik anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Di mana sejak dua tahun terakhir jumlah siswa mulai ada peningkatan, dari tahun-tahun sebelumnya, hal tersebut, tentunya seiring dangan nama dan pengurus yayasan berganti.

"Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tentunya dibutuhkan fasilitas belajar mengajar yang lebih baik, tentunya perlu adanya perhatian dari penerintah," harapnya.

Editor: Gokli