Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masyarakat Pertanyakan Rehabilitasi Hutan Mangrove di Tokojo Bintan
Oleh : Syajarul Rusydy
Kamis | 02-03-2023 | 20:01 WIB
020213_mangrove-tokojo-0123.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Banjir, jadi salah satu dampak negatif reklamasi di Tokojo Bintan Timur. (Syajarul/BTD)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Tokoh masyarakat Bintan Timur, Asri Suherman, mempertanyakan rehabilitasi hutan mengrove usai peralihan fungsi kawasan konservasi menjadi kawasan perikanan di Desa Tokojo, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan.

Kawasan yang dulunya hijau itu kini berubah menjadi bangunan beton yang dipergunakan sebagai tempat kapal-kapal ikan bersandar.

Daerah yang dulunya merupakan kawasan konservasi itu, kini sudah beralih menjadi kawasan prikanan. Bermodal Surat Keterangan Ganti Rugi Lahan (SKGR), pelaku usaha bebas mendirikan bangunan, dengan berbagai keperluan bisnis.

"Dari reklamasi itu, tentu ada dampak negatif yang ditimbulkan. Kita lihat dampak kecilnya, saat hujan melanda Bintan. Kontan alam protes dengan memberikan banjir kecil ke fasilitas masyarakat, seperti jalan yang mejadi kubangan lumpur," ujar Asri Suherman di Kijang, Rabu (1/3/2023).

Belum lagi ketika pasang tinggi, mangurove yang awalnya benteng penyanggah kini tinggal sejarah. Banjir rob pun tak terhindarkan. Lagi-lagi, masyarakat jadi korban. Rumah warga terendam, perabotan yang dibeli dengan keringat hancur seketika.

"Beberapa waktu lalu pasang tinggi, banjir rob melanda sebagian rumah warga. Lantas siapa yang betanggung jawab. Apakah hanya bantuan paket sembako bisa mengganti kerugian yang dialami warga," ujar Eman, begitu dia akrab disapa.

Bicara soal Tokojo, itu sebagian kecil wilayah yang dijajah oleh bangsanya sendiri. Belum lagi wilayah Bintan Timur lainnya, seperti Barek Motor Kijang, Kampung Kolam, Sei Enam serta daerah daerah yang berhadapan langsung dengan lautan.

"Untuk itu, kita harap pemberi restu alias pemberi izin melihat terlebih dahulu, jika ingin melakukan reklamasi, dengan dalih membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Lihat dampaknya, bagaimana kelangsungan ke depan, bagaimana nasib anak cucu kita nanti," timpal Eman.

Editor: Yudha