Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polda Sulteng Usut Bentrok Pekerja Lokal dengan TKA China yang Tewaskan Tiga Orang di PT GNI
Oleh : Redaksi
Minggu | 15-01-2023 | 17:35 WIB
kapolda-sulteng-b.jpg Honda-Batam
Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Rudy Sufahriadi (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Rudy Sufahriadi menuturkan akan menyelidiki penyebab kerusuhan di pabrik smelter milik PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) pada Sabtu (14/1/2023) yang menyebabkan dua korban tewas dari tenaga kerja asing (TKA) dan lokal.

"Kita sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa yang meninggal dunia dari TKI dan siapa dari TKA kenapa dia meninggal dunia, saya akan lakukan penyelidikan ini semuanya," kata Rudy dalam rilisnya, Minggu (15/1/2023).

Rudy menerangkan bahwa peristiwa tersebut bermula pada hari Sabtu (14/1/2023) sekitar pukul 11.20 WITA, kemudian merembet hingga malam hari dan berhasil diredam pada Minggu (15/1) sekitar pukul 02.15 WITA.

Personel gabungan dari Polres Morowali Utara, Brimob Polda Sulteng dan TNI berhasil mengamankan situasi dan mengamankan sekitar 70 orang yang diduga pelaku kerusuhan.

Selain itu, kata Rudy, personel gabungan turut menyita sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, senter, uang dan tas.

"Ini akumulasi, artinya dari mulai kecil tiba-tiba berkembang jadi besar, terus sampai ada dua korban meninggal dunia," ujarnya.

Atas kejadian tersebut, beber Rudy sebanyak 2 orang dilaporkan meninggal dunia, 7 kendaraan inventaris PT GNI dirusak dan dibakar massa serta sebanyak 100 kamar mess karyawan habis terbakar, beberapa karyawan juga mengalami luka-luka.

"Kehadiran kami disini untuk memastikan semua laporan itu terjadi dan melihat TKP, sudah kita lihat semua dan memang harus saya sampaikan kekuatan pengamanan tadi malam itu sangat minim dan kita terlambat," jelasnya.

Kapolda Sulteng berharap kejadian tersebut tidak lagi terjadi dan menjadi bahan evaluasi pihak kepolisian sehingga peristiwa kerusuhan di pabrik smelter milik PT GNI tersebut bisa dicegah dan diantisipasi.

"Semoga ini menjadi evaluasi bagi kita dan tidak boleh terulang kembali. Saya akan melakukan penyelidikan, kenapa ini sampai bisa terjadi. Kita akan evaluasi kalau ada tindak pidana kita lakukan penyidikan," katanya.

Editor: Surya