Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bak Kejahatan Abadi yang Tak Bisa Dihentikan

Romo Paschall Minta Sinergi Semua Pihak untuk Minimalisir Pengiriman PMI Ilegal ke Luar Negeri
Oleh : Aldy
Jumat | 25-11-2022 | 12:36 WIB
romo-paschall.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) Provinsi Kepri, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus. (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal atau non prosedural semakin marak, khususnya di daerah perbatasan seperti di Provinsi Kepri. Para sindikat kejahatan kemanusiaan ini 'bermaian' seakan tak pernah bisa dihentikan.

Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) Provinsi Kepri, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus, menyampaikan sindikat kejahatan pengiriman PMI non prosedural ini, tidak mungkin berjalan terus-menerus dan seolah-olah bisnis ini sangat lancar, apabila tidak ada yang memberikan ruang.

"Sindikat kejahatan ini tidak mungkin abadi kalau tidak ada yang membekingi, dan itu sangat patut kita duga," tegas Romo Paschall sebelum acara Deklarasi anti Vandalisme, di SMA Yos Sudarso Batam, Jumat (25/11/2022).

Romo Paschall menjelaskan, untuk meminimalisir kasus pengiriman PMI non prosedural, semua instansi terkait harus bersinergi, sebab saat ini penanganan atau penempatan petugas yang mengontrol PMI non prosedural ini masih sangat buruk.

"Kita harapkan semua instansi harus mengevaluasi secara internal. Dan harus memberikan ruang dan saya siap untuk duduk bersama dengan instansi terkait, aparat khususnya kepolisian taulah apa yang mereka harus lakukan," ungkap Romo Paschall.

Ia menyebutkan, saat ini dirinya lebih fokus terhadap penanganan korban, bagaimana menanganinya, baik itu yang sakit, hilang dan meninggal, karena itu yang sangat memprihatinkan. "Saya lebih fokus pada penanganan korban dulu, sekali lagi saya tekankan, dalam waktu dekat harus ada evaluasi, agar semua instansi terkait bisa berkontribusi bersama dalam penanganan pekerjaan migran ini," katanya.

Memang, hingga saat ini, Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dari berbagai daerah masih saja nekat berangkat ke Malaysia, sekali pun itu harus menempuh jalur ilegal, yang harus dibayar mahal baik materi maupun nyawa.

Wilayah Provinsi Kepri, khusunya Batam dan Bintan, yang merupakan jalur transit para CPMI ilegal itu menuju Malaysia, acap kali dibuat heboh dengan kasus karamnya kapal pengangkut CPMI ilegal di laut. Sudah banyak CPMI ilegal yang hilang nyawa di laut, khususnya di Perairan Batam, tetapi tak juga membuat para CPMI itu jera.

Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepri, Kombes (Pol) Amingga M Primastito, mengungkapkan, terdapat sejumlah faktor penyebab CPMI masih terus nekad menyebrang ke Malaysia, meski harus menempuh jalur ilegal.

"Alasan masyarakat untuk bekerja di luar negeri, salah satunya adalah memiliki gengsi tersendiri apabila bekerja di luar negri. Khusus di negara Malaysia, memang di sana banyak permintaan tenaga kerja, terlebih di kebun sawit, tenaga pemotong sawit dan rata-rata pekerja di sana saudara-saudara kita," kata Amingga, saat konferensi pers pengungkapan kasus karamnya CPMI ilegal di Perairan Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, beberapa waktu lalu di Mako Polairud Polda Kepri, Sekupang, Rabu (23/11/2022).

Dengan alasan tersebut, dan masih banyak alasan lain dari para PMI ini, tidak sedikit oknum yang memanfaatkan situasi untuk menjadi agen penyalur bagi mantan PMI untuk berangkat lagi ke Malaysia melalui jalur non prosedural. Bahkan, tidak sedikit dari mantan PMI itu sendiri yang melakoni perbuatan terlarang itu.

"Penyalur PMI non prosedural ini menjanjikan pekerjaan di Malaysia. Ada juga yang masuk ke sana bekerja secara mandiri, bahkan ada yang masuk hanya untuk berkumpul dengan keluarganya yang berada di Malaysia," sambung Amingga.

Editor: Gokli