Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Getarannya Terasa Sampai Jakarta

Gempa Dashyat Guncang Cianjur, Data Sementara Korban Tewas 56, Luka-luka 700 Orang
Oleh : Redaksi
Senin | 21-11-2022 | 16:04 WIB
gempa_cianjur_b.jpg Honda-Batam
Kerusakan akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat (Foto: Detik)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) siang. Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer, dengan koordinat 6,84 Lintang Selatan -107.05 Bujur Timur.

Gempa juga dirasakan masyarakat di kawasan Jabodetabek hingga Sukabumi. Getaran gempa membuat sejumlah gedung perkantoran berguncang. Guncangan gempa terasa cukup kuat dirasakan, sekitar 5 detik, pada jam 13.21 WIB.

Guncangan gempa yang cukup dirasakan hingga jendela bergoyang. Sampai berita ini dibuat belum ada informasi lengkap terkait kerusakan akibat gempa ini.

Namun informasi sementara pusat gempa berada di kawasan Cianjur, Jawa Barat dengan kekuatan gempa 5,6 magnetudo. Lokasi gempa terjadi pada koordinat 6.84 Lintang selatan dan 107,05 Bujur Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir akibat gempa yang memiliki kedalaman 10 kilometer itu tak ada potensi tsunami. BMKG memperingatkan kemungkinan terjadi gempa susulan.

Ia menjelaskan hal ini terlihat dari posisi pusat kedalaman dan mekanisme gerak, yaitu patahan geser. Karakter itu disebut sesuai dengan pergerakan sesar Cimandiri.

Lebih lanjut Dwikorita mengatakan saat ini pihaknya masih terus melakukan monitoring jika terjadi gempa susulan. Namun ia tak menampik jika gempa di Cianjur, Jawa Barat ini berpotensi ada gempa susulan.

"Sekarang sedang memonitor, karena sangat memungkinkan untuk dapat terjadi gempa susulan," tuturnya.

Dwikorita mengimbau kepada masyarakat untuk tidak ada di posisi yang tinggi selama satu sampai dua jam ke depan, khawatir terjadi gempa susulan.

"Kami masih memonitor ya, jadi sebaiknya menunggu 1-2 jam, sekitar itu lalu kita tunggu perkembanganya," tuturnya.

Imbauan, kata Dwikorita, berlaku bagi masyarakat terutama di Jawa Barat wilayah sekitar Sukabumi, Cianjur, Bandung dan DKI Jakarta.

"Yang dikhawatirkan gempa ini dangkal dan berada di darat di sekitar kota-kota besar. Dampak yang diakibatkan itu guncangan cukup kuat, dan ini merata di wilayah Jabar bahkan sebagian Jateng," tuturnya.

Sesar Cimandiri
Plt Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menambahkan, te;ah terjadi sembilan kali aktivitas gempa susulan yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat.

"Hingga pukul 14.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 15 (lima belas) aktivitas gempabumi susulan ( aftershock ) dengan magnitudo terbesar M4.0," ujar Daryono.

Ia menjelaskan gempa bumi yang mengguncang wilayah barat daya Cianjur merupakan gempa darat berkekuatan magnitudo 5,6. "Mohon waspada, gempa merupakan gempa darat dengan kekuatan magnitudo 5,6 memiliki potensi merusak," katanya.

Ia mengimbau agar masyarakat menghindari bangunan retak dan tebing yang berpotensi longsor. Selain itu, hati-hati juga terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi.

Ia memaparkan episentrum gempa bumi itu berada di 10 kilometer barat daya Cianjur, Jawa Barat, tepatnya di 6,84 Lintang Selatan, 107,05 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, lanjut dia, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Cimandiri.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," paparnya.

Ia menambahkan guncangan gempa itu dirasakan di Cianjur dengan skala intensitas V MMI (Modified Mercalli Intensity) atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.

Guncangan juga terasa di Garut dan Sukabumi dengan skala intensitas IV-V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).

Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor, dan Bayah dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Kemudian, Rancaekek, Tangerang Selatan, Jakarta dan Depok dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Korban Tewas
Sementara itu, Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan menyatakan 20 orang meninggal dunia akibat gempa yang terjadi pada hari ini, Senin (21/11/2022).

Dia mengatakan hal itu merujuk data dari RSUD Kabupaten Cianjur. Sebanyak 100 orang lainnya mengalami luka dan dirawat di RSUD.

"Sementara masih dalam pendataan yang sudah kita bisa lihat secara langsung sedang ditangani luka-luka itu 100 orang, meninggal dunia orang data itu di RSUD Kabupaten Cianjur," kata dia.

Jumlah korban luka dan meninggal dunia masih berpotensi bertambah. Sejauh ini, ambulans juga masih terus berdatangan membawa warga yang terdampak gempa.

"Untuk tempat lain masih pendataan. Yang lain masih proses karena ambulans masih terus berdatangan juga," katanya.

Namun, Bupati Cianjur Herman Suherman menyatakan, jumlah korban tewas sudah mencapai 56 orang meninggal dunia, dan 700 orang akibat bencana alam tersebut.

"Yang meninggal sudah 56 orang, luka-luka di atas 700 orang," kata Herman.

Herman menjelaskan, puluhan korban meninggal dunia itu diakibatkan karena tertimpa bangunan. "Tertimpa bangunan," ungkap Herman.

Meski demikian, Herman belum bisa menjelaskan berapa banyak bangunan yang roboh akibat gempa tersebut. "Belum bisa masih didata," ucap Herman.

Herman mengungkapkan, saat ini kondisi listrik di wilayah terdampak bencana masih padam. Dia menyebut, warga membutuhkan alat penerangan bantuan usai terjadinya gempa.

"Listrik mati, harus ada sentra penunjang, listrik masih mati di kota, ini yang terdampak di kota," ujar Herman.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan akibat gempa itu, sejumlah bangunan mengalami rusak sedang hingga berat.

"Pusdalops mendapatkan laporan satu pondok pesantren rusak berat dan RSUD Cianjur rusak sedang," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/11/2022).

Selain itu, Abdul mengatakan pihak berwenang masih mengidentifikasi kerusakan dua gedung pemerintah, tiga gedung fasilitas pendidikan, dan satu tempat ibadah.

Abdul menambahkan sebanyak tujuh rumah di Kabupaten Cianjur juga rusak berat akibat gempa bumi tersebut.

Lebih lanjut, Abdul mengatakan berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.

"BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bahaya gempa bumi," ungkap Abdul.

"Warga di wilayah terdampak gempa dapat melakukan pengecekan struktur bangunan apabila ingin memasuki rumahnya kembali. Pastikan tidak ada kerusakan struktur seperti kerusakan tiang rumah, kuda-kuda atap, dan kerusakan struktur lainnya," pungkasnya.

Editor: Surya