Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mbak Rono, Penjaga Gunung Api Gabung ke PDIP
Oleh : Redaksi
Minggu | 30-10-2022 | 14:35 WIB
mbah_rono_b_pdip.jpg Honda-Batam
Pakar Gunung Berapi atau ahli Vulkanologi Surono yang kerap disapa 'Mbah Rono' menjadi kader PDIP (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pakar Gunung Berapi atau ahli Vulkanologi Surono yang kerap disapa 'Mbah Rono' resmi menjadi kader PDIP. Mbah Rono menganggap PDIP sebagai partai yang terbuka.

"Yang saya tau ini adalah partai yang terbuka menurut saya dan saya menurut PDIP adalah saya mencoba untuk berjuang lagi," ujar Mbah Rono di Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (30/10/2022).

Sejauh ini, Mbah Rono belum berminat mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Namun, jika mendapat kesempatan sebagai anggota legislatif terpilih dia berharap dapat membangun energi terbarukan di Indonesia.

"Saya dulu dari kementerian sumber daya energi dan air mineral. Saya mungkin lebih banyak menguasai energi, semoga bila saya terpilih saya ingin membangun energi di Indonesia sehingga Indonesia punya ketahanan di bidang energi," jelas Mbah Rono.

"Kita tahu bahwa negara yang kuat adalah negara yang punya ketahanan energi yang tangguh. Saya berharap Indonesia memiliki sumber daya energi baru terbarukan, maupun energi fosil yang melimpah saya yakin bisa mencapai ke sana. Dan kendaraan saya adalah PDIP," sambungnya.

"Saya dulu dari kementerian sumber daya energi dan air mineral. Saya mungkin lebih banyak menguasai energi, semoga bila saya terpilih saya ingin membangun energi di Indonesia sehingga Indonesia punya ketahanan di bidang energi," jelas Mbah Rono.

"Kita tahu bahwa negara yang kuat adalah negara yang punya ketahanan energi yang tangguh. Saya berharap Indonesia memiliki sumber daya energi baru terbarukan, maupun energi fosil yang melimpah saya yakin bisa mencapai ke sana. Dan kendaraan saya adalah PDIP," sambungnya.

Sebagai pakar gunung api, Mbah Rono juga pernah mengusulkan agar Indonesia memiliki sekolah gunung Api sebagai wadah studi untuk mengukur kembang-kempis gunung lewat satelit.

Ada pula wadah studi kegempaan terkait gunung api. Namun ia menegaskan, hal-hal tersebut hanya sebagian kecil dari ilmu tentang gunung api.

"Ada sekolah yang mempelajari gunung api, tapi secara parsial. Misalnya, hanya mantau saja, seperti pemantauan lewat satelit, banyak itu. Tidak ada sekolah yang mempelajari tentang gunung api itu sendiri, padahal Indonesia salah satu yang memiliki gunung api terbanyak di dunia," tuturnya.

Mantan Kepala PVMBG Kementerian ESDM ini menuturkan, belajar dan riset tentang gunung api di Indonesia penting agar kelak dapat difokuskan untuk mitigasi bencana terkait gunung api.

Sebab, banyaknya gunung api aktif di Indonesia berpotensi pada berulangnya bencana yang sama dengan yang terjadi tahun ini di masa mendatang.

Sosok sederhana kelahiran Cilacap, 8 Juli 1955 ini merupakan ayah dari 2 orang anak perempuan. Beliau telah menyelesaikan studi S1-nya di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1982.

Pada 1989 ia kemudian melanjutkan S2 nya di Bidang Geofisika di Universitas Grenoble, Prancis dan melanjutkan S3 Bidang Geofisika di universitas yang sama pada 1992.

Mbah Rono merupakan sosok yang lugu, sederhana, pintar dan terkenal berjiwa humanis. Motivasinya menjadi seorang vulkanologi hadir dari rasa iba saat ia melihat kondisi masyarakat yang terdampak erupsi.

Kerugian dari sisi jiwa dan materi, kerusakan fasilitas, serta tak jarang hilangnya nyawa menggerakan hati Mbah Rono untuk bisa lebih banyak membantu orang agar terbebas dari bencana.

Karena pekerjaannya ini, ia terbiasa meninggalkan keluarganya demi tugas mulia; mengamati kondisi gunung yang bergejolak dan memberikan penjelasan kepada warga mengenai radius bahaya gunung berapi.

Hal ini tentu bukan pekerjaan mudah untuk meyakinkan warga pergi mengungsi dari bahaya yang sudah ada di depan mata.

Sebelum menjadi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Mbah Rono memang merintis karir di PVMBG Departemen ESDM. Di Kementerian ESDM, awalnya Surono menjadi staf Divisi Pengamatan Gunung Api sejak 1982 hingga akhirnya menjadi Kepala PVMBG mulai 2006. Dia juga pernah menjabat sebagai staf ahli di Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Keahliannya tentang kegunungapian dikantonginya dari berbagai lembaga dunia. Seperti dari Unesco (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan USGS (sebuah lembaga Survei Geologi AS).

Menurut Dr. Surono, tidak banyak anak bangsa yang tertarik untuk menjadi vulkonolog, di samping tugasnya berat, perhatian negara terhadap nasib mereka juga belum memadai.

Sementara, kader baru lainnya mantan atlet tenis lapangan Indonesia Yayuk Basuki menilai PDIP merupakan partai yang konsisten memperjuangkan hak rakyat. Yayuk merasa ideologinya sama dengan PDIP.

"Kenapa saya bergabung di PDIP, karena saya melihat dari sisi PDIP ini, ideologi saya sebenarnya di situ dan selain dari partai nasionalnya sendiri, saya merasa bahwa PDIP sangat konsisten membela dan memperjuangkan daripada hak rakyat kecil," ucap Yayuk.

Dia mengaku akan fokus ke beberapa isu setelah bergabung ke PDIP seperti urusan olahraga hingga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Fokus itu diambil karena dirinya besar dari kalangan tenis dan belakangan ini sering kali membina para pelaku UMKM.

"Saya banyak membina pelaku UMKM. Jadi, saya rasa itu ingin saya lanjutkan, masalah bagaimana nanti, tergantung kebijakan partai," ujar Yayuk.

 Editor: Surya