Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kenaikan Bahan Pokok di Batam Belum Mengkhawatirkan
Oleh : ocep
Selasa | 07-08-2012 | 12:05 WIB
ahmad_hijazi.JPG Honda-Batam
Ahmad Hijazi, Kepala Disperindag dan ESDM Kota Batam.

BATAM, batamtoday - Dinas Perindustrian, Perdagangan (Dipserindag) dan ESDM menilai harga bahan-bahan pokok yang mulai merangkak naik di kota ini menjelang Lebaran belum mencapai angka yang mengkhawatirkan.


Ahmad Hijazi, Kepala Disperindag Kota Batam mengungkapkan, dari hasil pantauan pihaknya harga bahan-bahan pokok relatif masih stabil.

"Harga bahan-bahan pokok sampai saat ini pada umumnya yang kita temukan masih dalam tahap wajar," ujarnya, Selasa (7/8/2012).

Dijelaskannya, dari sekian banyak komoditi, yang paling drastis terjadi kenaikan hanya daging segar.

Dari rata-rata sekitar Rp50-70 ribu per kilogram menjadi Rp100 ribu per kilogram.

Sementara komoditas daging yang lain seperti daging ayam segar justru terjadi penurunan yang cukup signifikan atau dari rata-rata Rp32 ribu ke Rp26-27 ribu per kilogram.

Malah jika didukung yang cuaca baik, pada saat Lebaran nanti harga daging ayam segar di Kota Batam diperkirakan stabil di angka Rp25 ribu per kilogram.

"Harga sayuran juga terjadi penurunan sekarang, termasuk kebutuhan bumbu-bumbuan dan minyak goreng," sambungnya.

Namun komoditas lain yang mengalami kenaikan harga adalah tepung terigu.

Tepung terigu mengalami kenaikan harga seiring dengan kenaikan harga kacang kedelai di Amerika Tengah yang menjadi salah satu produsen terbesar komoditas itu di dunia.

"Tapi mudah-mudahan kenaikannya tidak terlalu drastis karena Batam juga mendapatkan suplai terigu impor dari Malaysia dan Singapura," ujarnya.

Dikatakannya, Kementerian Perdagangan mengindikasikan pada hari-hari besar keagamaan biasanya terjadi kenaikan harga bahan-bahan pokok yang secara nasional sebesar 15 persen.

Namun kenaikan harga bahan pokok di Batam secara umum rata-rata masih di bawah 10 persen.

"Untuk Batam kami mengklasifikasikan kenaikan yang kita anggap wajar itu sekitar 10 persen dan dari semua komoditas, hanya daging segarlah yang di atas 10 persen sedangkan yang lain masih dalam kategori wajar," paparnya.