Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penyebab Kenaikan Suhu di Perkotaan Terungkap
Oleh : Redaksi/Hijauku
Sabtu | 04-08-2012 | 12:03 WIB

BATAM, batamtoday - Penelitian terbaru dari Hong Kong Polytechnic University membuka tabir penyebab kenaikan suhu di perkotaan.


Para peneliti memrediksi, suhu di wilayah perkotaan Hong Kong akan naik 2-3 derajat Celcius dalam 30 ke depan. Penelitian yang dilakukan oleh Janet Nichol, Professor di PolyU dan To Pui-hang, mahasiswa di PolyU dibantu oleh Edward Ng Yan-yung, Professor dari Chinese University ini dilakukan menggunakan teknologi pengindaraan jarak jauh dan citra satelit.

Mereka memetakan distribusi suhu pada malam dan siang hari di seluruh wilayah Hong Kong hingga tahun 2039 dengan memertimbangkan perubahan temperatur sebagai efek dari peningkatan emisi gas rumah kaca. Efek ini dikenal dengan nama “Urban Heat Island” (UHI).

Menurut Janet Nichol, efek UHI menunjukkan kondisi dimana suhu di wilayah perkotaan jauh lebih hangat dibanding wilayah-wilayah di sekitarnya. Perbedaan suhu ini semakin besar terutama pada malam hari dan pada musim dingin.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terciptanya efek UHI ini yaitu bermunculannya gedung-gedung tinggi yang menahan radiasi panas terutama pada malam hari, penggunaan material penyimpan panas seperti aspal dan semen, serta kurangnya vegetasi atau tanaman di wilayah perkotaan. Hong Kong dengan penduduk yang padat adalah kota yang cocok dengan ciri-ciri ini.

Penelitian dari PolyU ini tidak hanya memerhitungkan dampak pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca, namun juga memerhitungkan dampak urbanisasi. “Urbanisasi memercepat peningkatan suhu pada masa datang,” ujar Professor Nichol.

Tanpa adanya peningkatan urbanisasi, rata-rata suhu tahunan di Hong Kong akan meningkat 3 hingga 6 derajat Celsius pada 2100 (kesimpulan ini diambil dari penelitian Hong Kong Observatory pada 2007). Namun jika urbanisasi terus meningkat dengan kecepatan yang sama seperti saat ini, rata-rata suhu tahunan di wilayah perkotaan Hong Kong akan naik dari 3,7 sampai 6,8 derajat Celsius pada periode yang sama.

Pada efek UHI, faktor urbanisasi menyumbang kenaikan suhu di perkotaan hingga 0,08 derajat Celsius setiap sepuluh tahun.

Profesor Janet Nichol menggunakan alat pencitraan satelit guna memetakan temperatur udara. Ia juga memakai model iklim global untuk meramalkan pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca.

Selain menambahkan faktor urbanisasi, Profesor Nichol juga mencatat bahwa peningkatan suhu perkotaan lebih dipengaruhi oleh kepadatan penduduk jika dibanding oleh tingginya gedung di perkotaan, walau faktor yang terakhir tetap tidak bisa diabaikan.

Penelitian ini menyimpulkan, pada 2039, hampir seluruh wilayah perkotaan di Hong Kong akan naik 2-3 derajat Celsius pada siang hari. Hal ini berarti suhu pada musim panas di wilayah perkotaan Hong Kong akan naik dari 35 derajat Celsius saat ini menjadi 38 derajat Celsius pada 2039.

Professor Janet juga meminta para perencana perkotaan untuk memertimbangkan kecepatan angin ketika membangun perumahan penduduk sehingga bisa menciptakan suasana lingkungan yang lebih nyaman guna menciptakan pola urbanisasi yang berkelanjutan (sustainable urbanization).