Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Soal Penyebutan 'TNI AD Layaknya Gerombolan Ormas'

Effendy Simbolon Akhirnya Minta Maaf ke Andika Perkasa, Dudung Belum Respon
Oleh : Irawan
Rabu | 14-09-2022 | 14:04 WIB
Effendi_pdip_minta_maaf_b.jpg Honda-Batam
Konferensi pers Fraksi PDIP soal polemik penyebutan TNI AD layaknya Gerombolan Ormas di Senayan, Jakarta (Foto: BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, Effendi Simbolon akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa soal polemik penyebutan 'TNI AD Layaknya Gerombolan Ormas ' yang memicu kemarahan prajurit TNI AD di berbagai daerah.

Effendi mengatakan Panglima TNI sudah merespon dan ditemuinya di kantornya pada Selasa (13/9/2022) siang kemarin. Menurut dia, kedatangannya ke Panglima dan Dudung untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung.

"Sekali lagi, misi saya datang untuk minta maaf. Saya sudah sampaikan ke Pak Panglima TNI," kata Effendi saat memberikan keterangan pers di Ruang Fraksi PDIP DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Kedatangannya menemui Panglima TNI, ia ingin menanyakan langsung sikap prajurit TNI kepada Panglima terkait ucapannya saat rapat kerja pada 5 September 2022 lalu.

"Kemarin saya jam 12 ada di kantor beliau (Panglima), saya ingin menanyakan sikap-sikap TNI dan saya juga menyampaikan maaf saya. Jadi saya mendahului dari yang difasilitasi oleh Pak Ketua saya (Utut Adianto)," ujarnya.

Menurut dia, Panglima menyampaikan tidak ada masalah lagi. Namun, Effendi menyarankan sebaiknya pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Panglima TNI.

"Pak Panglima menyampaikan tidak ada masalah, jadi sangat clear. Silakan temen-temen menanyakan langsung lebih elok kalau yang menyampaikannya," jelas dia.

Namun, upaya permintaan Effendi kepada KSAD Jenderal Dudung Abdurrahman belum direspon. Ia mengku sudah meminta waktu untuk bertemu. Namun, kata dia, Dudung belum merespon.

"Pak Dudung belum direspon, saya sudah minta waktu. Pak KSAD belum, arena belum ada waktu beliau (Dudung)," jelas Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.

Effendi menegaskan, akan bertanggungjawab atas ucapannya sebagai bentuk pertanggungwaban pribadinya, baik kepada Panglima TNI maupun KSAD.

Selain itu, sikapnya tersebut juga sebagai pertanggungjawabannya kepada Tuhan. "Saya juga punya kehormatan, itu pertanggungjawaban saya ke Tuhan. Kehormatan saya, akan saya bawa sampai ke pusara. Saya akan pertanggungjawabkan," ujarnya.

Bagaimana pun, Effendi mengaku bukan pemimpin kebenaran. Hanya saja, ia ingin mendapatkan penjelasan terkait informasi disharmoni hubungan antara Panglima Jenderal Andika dengan KSAD Jenderal Dudung demi kebaikan dan kekuatan TNI.

"Saya terima kasih kepada Pak Ketua (Utut Adianto) memfasilitasi ini. Bagaimana pun, saya bukan pemimpin kebenaran. Saya hanyalah menyampaikan apa yang ingin dapatkan penjelasan di forum rapat itu tentang disharmoni yang mengganggu TNI," ucapnya.

Sedangkan Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto menegaskan, Effendi Simbolon tak ada niat buruk dari pernyataan anggotanya tersebut.

"Pak Effendi menjelaskan dan mohon maaf, yang jelas Pak Effendi tidak punya niat tidak baik. Beliau putra TNI AD, almarhum Bapaknya Letnal kol Monal Simbolon, (pernyataan) beliau konteksnya menguatkan TNI," ujar Utut.

Dalam pernyataan Effendi, Utut mengatakan, ada kesalahan dalam pemilihan diksi yang akhirnya menimbulkan polemik di publik. Namun, ia menegaskan sekali lagi bahwa pernyataan tersebut untuk menguatkan TNI AD.

"Sebagai pimpinan fraksi saya pastikan Pak Effendi tidak punya niat tidak baik. Beliau ingin TNI kuat dan bersatu, pemimpin dan yang dipimpin saling menghargai," ujar Utut .

"Kami semua bersaudara. Saya pastikan PDI Perjuangan mencintai TNI," sambung anggota Komisi I DPR itu.

Sebelumnya, Anggota Komisi I Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon dikritik keras setelah melontarkan isu hubungan renggang antara Jenderal Andika Perkasa dan Jenderal Dudung Abdurachman.

Isu ketidakakuran yang terjadi antara Panglima TNI dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sampai disorot publik.

Pernyataan itu dinilai hanya membuat gaduh dan apa yang disampaikan oleh elit PDIP itu merupakan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Bahkan Effendi Simbolon menyebut TNI mirip gerombolan ormas karena beredar kabar konflik di tubuh TNI.

"Ada apa yang terjadi di tubuh TNI. Kita kesampingkan soal pembahasan soal anggaran nih, anggaran sudah hampir pasti sama. Tapi ada apa di tubuh TNI ini," ucap Effendi.

Ia bahkan ngotot untuk menghadirkan beberapa pimpinan TNI termasuk KSAD Dudung Abdurachman juga Panglima TNI Andika Perkasa guna membahas temuan pihak DPR RI mengenai aroma pembangkangan yang ada di tubuh TNI.

"Kami banyak temuan-temuan, ada insubordineri, disharmoni, pembangkangan, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ni lebih ormas ni," tambahnya.

Akibat pernyatan ini, muncul beragam video yang merekam aktivitas personel TNI AD, yang mengecam pernyataan Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon. Selain di lini masa Twitter, video kemarahan prajurit TNI AD juga dipublikasikan di akun Tiktok.

Para personel TNI AD dari berbagai daerah tersebut tidak terima dengan pernyataan politikus PDIP tersebut yang menyamakan TNI AD dengan gerombolan ormas.

"Hei Effendi Simbolon, apa maksud saudara mengatakan TNI seperti gerombolan lebih-lebih dari ormas, kami tidak terima. Jangan adu domba TNI, TNI tetap solid. Kami dukung bersenjata, bravo TNI," kata belasan prajurit TNI tersebut.

Ediitor: Surya