Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Teater Keliling Tampilkan Cerita Rakyat Bali Bertajuk 'Musikal Calon Arang' di 5 Kota
Oleh : Redaksi
Rabu | 24-08-2022 | 09:52 WIB
teaterkeliling_musikal-calon-arang-blitar-01.jpg Honda-Batam
Teater Keliling Musikal Calon Arang di Blitar. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Teater Keliling didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mempersembahkan pertunjukan drama --yang kali ini berkonsep musikal bertajuk 'Musikal Calon Arang', yang diadaptasi dari cerita rakyat Bali.

Pertunjukan yang dikolaborasikan dengan musik, bela diri, tari dan nyanyian ini dipentaskan di 5 kota pada tanggal 07-15 Agustus 2022, yang berkolaborasi dengan penggiat seni di beberapa daerah di Pulau Jawa.

"Teater Keliling senantiasa menampilkan sebuah pertunjukan yang unik dan kaya akan pesan dan kecintaan akan budaya bagi para penikmat seni, terutama generasi muda, dengan berkeliling ke berbagai wilayah di Indonesia," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Selasa (23/8/2022).

Dalam pementasan Musikal Calon Arang ini, kata Adrian, Teater Keliling menghibur para penikmat seni di 5 kota di Pulau Jawa dan Bali, antara lain Semarang di Jawa Tengah; Lawang, Blitar, Banyuwangi di Jawa Timur, dan Gianyar di Bali.

Penampilan Teater Keliling tentunya disambut baik oleh para pecinta seni dengan jumlah penonton di 5 kota yang mencapai 2.000 orang. Kegiatan ini merupakan sebuah kegiatan positif karena selain menyajikan pertunjukan Teater Keliling juga mengajak generasi muda setempat untuk berkolaborasi dan terlibat dalam setiap pertunjukan yang diselenggarakan.

"Ini sejalan dengan misi kami dalam mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan kepada generasi muda, khususnya melalui seni pertunjukan," ungkap Renitasari Adrian.

Musikal Calon Arang sendiri bercerita tentang hidup seorang dukun sakti nan keji di sebuah desa bernama Desa Girah. Dukun itu bernama Ki Rangda, sosok ibu yang menyayangi anaknya, Ratna Manggali. Ratna adalah sosok cantik 'yang terkutuk'. Ia tidak kunjung mendapat pendamping akibat ketakutan orang-orang terhadap sosok sang ibu yang menyeramkan.

Bayang-bayang Ki Rangda, sang dukun sakti, menjadi konflik utama dari kisah yang mempertemukan karakter demi karakter yang ditemui dalam pementasan ini. Mampukah Ratna Manggali mendapatkan pendampingnya? Bagaimana akhir kisah Ki Rangda dan Calon Arang?

Keberagaman budaya dan suku bangsa yang kental melalui legenda atau cerita rakyat yang dimiliki Indonesia begitu kaya. Ini menjadi penting di mana Teater Keliling ingin terus melanjutkan upaya dalam melestarikan cerita-cerita rakyat Indonesia yang tentunya menjadi identitas terbaik yang dimiliki bangsa ini.

"Melalui kreativitas, cerita rakyat akan disajikan dalam konsep pertunjukan 'broadway' yang modern namun tidak kehilangan sisi tradisionalnya sebagai bentuk bangga terhadap apa yang budaya kita miliki," ujar Dolfry Inda Suri, Ketua Yayasan Teater Keliling.

Dolfry Inda Suri berharap para milenial dapat mengenal cerita-cerita rakyat ini sebagai kekayaan yang perlu diceritakan secara turun temurun. Agar cerita rakyat tidak punah keberadaannya dan sekaligus mengingatkan kembali bahwa Indonesia tidak kalah kaya dari negara-negara luar dengan materi cerita rakyat yang klasik dengan ciri khas daerah masing-masing yang begitu unik.

Sekilas tentang Teater Keliling

Teater Keliling berdiri sejak 13 Februari 1974. Selama 47 tahun terus berkeliling dari Sabang sampai Merauke dan 11 negara di dunia dengan mementaskan lebih dari 1.600 pertunjukan untuk terus menebarkan nilai-nilai kemanusiaan demi Indonesia yang lebih baik melalui pendidikan karakter dan
mental.

Saat ini, Teater Keliling sedang menjalankan project workshop & kolaborasi untuk beberapa perwakilan komunitas teater terpilih. Para peserta diberikan materi tentang bagaimana caranya membuat sebuah pertunjukan teater, tentunya masih dengan tujuan menebarkan manfaat positif dari seni berteater yaitu pengembangan karakter, emosi serta kerja kolektif dan tanggung jawab tim.

Editor: Gokli