Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengapresiasi Rencana Investasi Foxconn di IKN
Oleh : Opini
Rabu | 29-06-2022 | 08:36 WIB
A-IBUKOTA-BARU-NUSANTARA14.jpg Honda-Batam
Disain Ibukota Nusantara di Kalimantan. (Foto: Ist)

Oleh Deka Prawira

INDONESIA sangat bersungguh-sungguh dengan investasi, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya minat investor asing, Foxconn yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Rencana tersebut perlu mendapat apresiasi karena mencerminkan iklim investasi Indonesia yang kondusif.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah adanya tuduhan yang menyatakan bahwa tidak adanya minat investor di Ibu Kota Negara (IKN). Nyatanya Hon Hai Precision Industry Co.Ltd (Foxconn) diklaim akan mengucurkan dananya di sana.

Dalam keterangan persnya usai mendampingi Chairman Foxconn Young Liu dengan Presiden Joko Widodo, Bahlil mengatakan harapannya agar investasi ini bisa betul-betul terjadi dan berjalan dengan baik. Foxconn juga memiliki keinginan untuk berinvestasi di IKN. Jadi tidak benar kalau ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada investasi di IKN yang masuk.

Pada kesempatan tersebut, Bahlil juga membahas tindak lanjut nota kesepahaman yang telah disepakati sebelumnya terkait dengan rencana investasi Foxconn, Gogoro, PT Industri Baterai Indonesia (IBC) dan PT Indika Energy TBK di Indonesia.

Adapun nilai rencana investasi tersebut sebesar 8 Miliar US Dollar dan diperkirakan akan menyerap lebih dari 10.000 tenaga kerja. Bahlil mendorong agar rencana investasi Foxconn berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.

Lokasi tersebut rupanya menjadi lokasi yang menjadi bagian dari pembangunan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia. Tercatat saat ini telah masuk investasi dari Hyundai dan LG yang merupakan industri dari Korea Selatan.

Nantinya Foxconn bersama BUMN dan perusahaan swasta di dalam negeri akan bekerja sama membangun bisnis kendaraan listrik di Indonesia senilai 8 miliar US Dollar setara dengan 118,4 triliun. Bahlil menjelaskan Foxconn akan bekerja sama dengan Gogoro, PT Industri Baterai Indonesia (IBC) dan PT Indika Energi Tbk.

Chairman Foxconn Young Liu menuturkan bahwa Foxcoon menawarkan model bisnis baru, yaitu build, operate and localize (BOL) untuk investasinya di Indonesia.
Ia mengatakan, adanya model bisnis baru BOL ini akan memungkinkan Foxconn dan perusahaan Taiwan lainnya untuk dapat bermitra lebih baik lagi dengan perusahaan Indonesia dalam membangun industri di Indonesia.

Terkait investasi di IKN, Foxconn juga mengungkapkan minatnya pada pengembangan smart city melalui infrastruktur bus listrik (e-bus) dan jaringan IoT (Internet of Things).

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi asal Taiwan pada 2021 tercatat sebesar 316,9 juta US Dollar dengan total sebanyak 458 proyek. Semantara itu, pada triwulan I/2022, realisasi kucuran modal tercatat sebanyak 37,5 juta US Dollar dengan total 219 proyek. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia bersungguh-sungguh dan tidak main-main dalam mempermudah investasi demi membangun Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan terus mendorong kemudahan berinvestasi di Indonesia melalui perbaikan sistem kemudahan berusaha.

Airlangga yakin, peningkatan keyakinan dalam pertumbuhan lintas batas dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan optimism and awareness terkait reformasi yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung kemudahan berusaha.

Pemerintah juga telah mengeluarkan sejumlah inisiatif untuk mendorong kemudahan berusaha melalui Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Di mana UU ini akan memberikan kepastian kemudahan berusaha dan memangkas perizinan yang panjang bagi investor sehingga meningkatkan kepercayaan investor.

Selain itu, pemerintah juga akan terus mendorong promosi terkait kemudahan berinvestasi di Indonesia, dengan mengutamakan isu investasi dan pembangunan yang berkelanjutan. Digitalisasi juga akan memiliki peranan penting dalam investasi dengan mengedepankan competitive advantage dari peluang investasi di tanah air.

Selain itu Indonesia Investmen Authority (INA) juga membuka peluang investasi terutama terkait proyek infrastruktur untuk menunjang pembangunan Indonesia yang lebih berkelanjutan.

Investasi ini adalah hulu, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan negara, membuat nilai tambah, meningkatkan competitiveness kita dan segala macam. Investasi ini punya kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kita 31 persen.

Upaya pemerintah dalam menjaga investasi di Indonesia tentu saja patut diapresiasi semua pihak, karena tidak mudah untuk menjaga iklim ekonomi di Indonesia tetap stabil dan tetap diminati oleh investor.

Tentu saja keberadaan investor ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional, salah satunya adalah terserapnya tenaga kerja dan terciptanya lapangan kerja.*

Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Jakarta