Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menilik Risiko Pada Perusahaan Teknologi Informasi
Oleh : Opini
Sabtu | 04-06-2022 | 08:52 WIB
A-REZY-RIA.jpg Honda-Batam
Rr. Rezyanti Apriliani Harsono, Ria Anzarika, mahasiswa UIB. (Foto: Ist)

Oleh Rr. Rezyanti Apriliani Harsono, Ria Anzarika

BERKEMBANGNYA zaman memberikan banyak perubahan dalam organisasi sektor publik dimana organisasi harus berjalan dan bergerak mengikuti zaman dan harus bergabung dengan zaman yang terus berkembang dengan perubahan-perubahan yang dimana organisasi juga harus mampu mengikuti setiap peekembangan yang ada supaya tidak tertinggal dan mampu bersaing.

Seiring dengan pesatnya perkembangan yang dialami baik dari internal maupun eskternal organisasi akan menciptakan banyaknya resiko yang harus dikendalikan sebaik mungkin agar tidak menjadi boomerang bagi organisasi itu sendiri.

Dalam penulisan ini juga akan dimuat risiko-risiko yang mungkin terjadi pada perusahaan teknologi informasi dan bagaimana memanajemen risiko tersebut.

Manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam asset dan pengahasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut (Smith Jr, 1995).

Dari definisi yang disebutkan disini dapat dilihat bahwa tujuan dari manajemen risiko sendiri adalah untuk mendapatkan manfaat yang optimal yang kemudian dapat mencapai visi, misi dan sarana organisasi dan juga meningkatkan kinerja dan nilai tambah organisasi.

Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan jasa dalam memberikan informasi, menyimpan dan mengolah data, membuat tempat untuk memberikan berbagai informasi bagi seluruh masyarakat, membuat sebuah sistem dan program aplikasi bagi masyarakat umum maupun untuk pihak – pihak yang membutuhkan.

Memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat menimbulkan risiko bagi perusahaan teknologi informasi beberapa diantaranya adalah, sistem eror yang mengakibatkan kerusakan pada data atau bahkan kehilangan data tersebut.

Risiko lainnya adalah kerusakan pada program yang diciptakan yang mana harus membuat program ulang dan mempelajari cara kerja program tersebut, risiko berikutnya dan yang juga sering terjadi adalah risiko keamana data.

Perusahaan teknologi informasi menyimpan begitu banyak data pengguna dan juga mengimpan banyak data-data program yang mereka ciptakan yang dimana data tersebut adalah privasi, sehingga perusahaan ini juga harus menyiapkan kemanan sistem dengan sangat amat baik untuk menghindari peretasan data dari pihak-pihak jail yang ingin mencuri data dan menggunakan data tersebut untuk hal-hal yang salah.

Namun tak jarang sistem keamanan yang sudah dibuat sedemikian sulit tetap bisa diretas dan dirusak oleh pencuri data atau yang umum disebut dengan hacker dan broker.

Oleh sebab itu perusahaan teknologi informasi membutuhkan manajemen untuk risiko ini yaitu dengan menyiapkan cadangan data untuk setiap program dan sistem yang diciptakan, sehingga ketika sistem atau program yang diciptakan eror atau bahkan mengalami kerusakan secara tidak sengaja atau karena dirusak oleh pihak lain perusahaan mampu mengembalikan data sistem tersbut.

Menggandakan setiap penyimpanan data untuk sistem yang memuat informasi data pribadi serta melakukan pemeriksaan dan audit berkala pada sistem keamanan untuk memastikan setiap data yang dimiliki aman, dan juga mempersiapkan tim yang baik dalam peretasan untuk pengembalian data.

Perusahaan juga bisa mengatasi risiko ini dengan memperlengkapi perusahaan dengan High Availability (HA), yang dimana ketika terjadinya downtime atau sistem eror HA dapat mengurangi dampak buruk yang akan terjadi pada sistem program.

Perusahaan juga bisa memanajemen risiko keamanan data dengan melengkapi seluruh sistem perusahaan dengan Hyper Converged Infrastructure (HCI), dimana HCI ini merupakan infrastruktur penyederhana elemen komputasi, jaringan, storage dan sumberdaya virtualisasi lainnya kedalam satu sistem untuk memberikan pengelolaan data center yang sederhana dan meningkatkan skalabilitas.

Sistem keamanan HCI memiliki responsif yang cepat, sistem operasional yang sederhana dan mampu melindungi data dan memulihkan data setelah bencana, dan ketika risiko kemanan terjadi kinerja perusahaan dapat bekerja lebih efisien dan efektif.

Sehingga ketika risiko kemanan data ini terjadi, adanya pencurian dan kerusakan pada sistem maka perusahaan sudah siap mengatasi risiko ini dengan persiapan manajemen yang sudah dipersiapkan dengan baik, sehinnga perusahaan mampu meminimalisir kerusakan dan bahkan kerugian yang akan dialami.*

Penulis adalah mahasiswa Magister Manajemen Universitas Internasional Batam