Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Puan, Sarinah, dan Perjuangan Kartini Masa Kini
Oleh : Irawan
Kamis | 21-04-2022 | 10:52 WIB
puan_kartini_b.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ketua DPR Puan Maharani (Foto: DPR)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Mal Sarinah kini punya wajah baru setelah rampung direnovasi. Berbagai kalangan berbondong-bondong menyambut dibukanya kembali pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, itu.

Tak terkecuali Ketua DPR Puan Maharani, yang menyempatkan diri mengunjungi Sarinah pada akhir Maret lalu, ditemani sepupunya, Puti Guntur Soekarno.

Ketua DPP PDIP itu pun antusias melihat wajah Sarinah yang kini cantik nan modern, tapi tetap mempertahankan ciri khasnya dengan hanya menjual produk lokal.

"Alhamdulilah, sekarang Sarinah yang diberikan namanya oleh Bung Karno bisa dibuka kembali dan bagus banget," kata Puan, Kamis (21/4/2022).

Puan mengatakan, sejak awal Sarinah memang didirikan oleh kakeknya untuk membantu memasarkan produk lokal, khususunya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Namun sepeninggalan Bung Karno, Mall Sarinah sempat keluar dari tujuan awalnya itu. Sarinah sempat diisi oleh produk luar negeri, salah satunya adalah restoran cepat saji McDonalds.

Namun setelah rampung direnovasi dan dibuka kembali pada 21 Maret lalu, Mal Sarinah dikembalikan pada marwahnya dengan menjual 100 persen produk lokal.

"Mal Sarinah kembali menjadi satu-satunya mal di Indonesia yang tak ada produk impornya. Tentunya ini sangat membantu pengusaha lokal kita, khususnya pelaku UMKM," kata dia.

Bagi Puan, Mal Sarinah bukan sekedar pusat perbelanjaan biasa. Di dalamnya terdapat cita-cita Bung Karno untuk membantu perekonomian rakyat.

Bahkan, sang kakek lah yang memilih nama 'Sarinah' untuk bangunan pencakar langit pertama di Indonesia itu.

Pengasuh Bung Karno
Puan mengatakan, nama Sarinah diambil dari sosok Sarinah, pengasuh Soekarno saat kecil.

Saat itu, Soekarno kecil yang baru berumur enam tahun pindah dari Surabaya ke Mojokerto bersama orangtuanya.

Di sana lah, keluarga Soekarno bertemu Sarinah, seorang gadis yang kemudian menjadi asisten keluarga mereka. Namun, Sarinah bukan pelayan dalam pengertian barat.

"Sarinah dianggap bagian dari keluarga. Dari Sarinah Soekarno mengenal cinta. Sarinah tidak menikah. Selama tinggal bersama keluarga Sukemi, Sarinah juga tidak menerima gaji," kata Puan.

Soekarno pun menjadi sangat dekat dengan sosok Sarinah. Jika Sarinah sedang memasak di dapur, Soekarno akan duduk di sebelahnya untuk menemani.

Saat itu lah Sarinah memberi banyak memberikan pesan dan petuah yang kemudian menjadi pelajaran berharga bagi perjalanan hidup Soekarno.

Melalui bukunya yang berjudul 'Sarinah, Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia', Soekarno menjelaskan arti Sarinah bagi dirinya.

"Pengasuh saya bernama Sarinah, ia 'mbok' saya. Ia membantu ibu saya, dan dari dia saya menerima banyak rasa cinta dan rasa kasih. Dari dia saya banyak mendapatkan pelajaran mencintai 'orang kecil'. Dia sendiri pun 'orang kecil', tetapi budinya selalu besar," tulis Soekarno.

Semangat Kartini
Selain sosok Sarinah, Indonesia juga pernah mempunyai sosok perempuan hebat yang dikagumi.

Lahir di Jepara, 21 April 1879, dia lah Raden Ajeng Kartini, yang berperan besar dalam memperjuangkan kemajuan bagi kaum perempuan pribumi.

Memperingati hari Kartini yang jatuh tepat pada hari ini, Puan pun berharap makin banyak perempuan saat ini yang meneruskan perjuangan Ibu Kartini.

Jika dulu Ibu Kartini memperjuangkan akses pendidikan yang setara bagi para perempuan, maka para kartini masa kini harus berjuang lebih baik lagi.

"Dengan akses pendidikan yang saat ini sudah setara, maka kartini masa kini tak lagi hanya terbatas menjadi ibu rumah tangga, tapi juga bisa membangun karir menduduki posisi-posisi strategis," kata Puan.

Ini misalnya bisa dilihat dari jumlah perempuan yang mengisi kursi DPR RI. Representasi perempuan di Senayan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Jumlah Anggota DPR RI perempuan di periode 2019-2024 mencapai 118 orang, atau mencapai 20,5 persen dari total 575 anggota terpilih.

Jumlah itu meningkat dibandingkan periode 2014-2019 lalu, dimana jumlah anggota DPR perempuan yang duduk di Senayan hanya 97 orang.

"Dengan makin banyaknya perempuan yang duduk di posisi strategis seperti di DPR, maka kebijakan yang diambil juga bisa lebih berpihak pada kaum perempuan," kata Puan, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI.

Puan menegaskan, seluruh perempuan di Indonesia bisa menjalani peran di bidangnya masing-masing untuk meneruskan perjuangan Ibu Kartini.

Kuncinya, setiap perempuan harus konsisten dan berupaya untuk terus berkontribusi bagi negeri.

"Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang," kata Puan mengutip salah satu tulisan RA Kartini.

Editor: Surya