Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemenkes Ungkap Peluang Vaksinasi Dosis Keempat di Indonesia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 26-02-2022 | 08:20 WIB
A-BOOSTER-VAKSIN-JKT_jpg2.jpg Honda-Batam
Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan vaksin booster di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (22/1/2022). (Foto: CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka peluang program vaksinasi virus corona (Covid-19) dosis lanjutan atau booster suntikan keempat bakal diberlakukan di Indonesia.

Namun demikian, peluang itu tidak dilakukan dalam waktu dekat lantaran masih harus menunggu hasil kajian dan penelitian para ahli kesehatan.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menambahkan prioritas pemerintah saat ini adalah mengejar capaian vaksinasi primer lengkap untuk memenuhi aspek kesetaraan vaksinasi serta mewujudkan proteksi menyeluruh kepada rakyat Indonesia.

"Kalau nanti diperlukan dengan studi yang terus kita evaluasi ternyata kita butuh booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu perlu dilakukan," kata Dante dalam acara daring, Rabu (24/2/2022).

Booster, lanjut Dante, diberikan dengan tujuan memberikan proteksi tambahan usai hasil studi menunjukkan bahwa selama masa 3-6 bulan pasca menerima vaksinasi primer, proteksi yang didapatkan warga menurun.

Dante sekaligus mewanti-wanti masyarakat agar segera mengakses program vaksinasi primer dan booster. Ia melanjutkan, berdasarkan data terkini, proteksi antibodi pada warga akan bertambah 16 persen dengan pemberian vaksin dosis pertama. Kemudian 67 persen pada pemberian dosis kedua, dan 97 persen pada pemberian booster.

Data Kemenkes sebelumnya juga mengatakan risiko kematian pasien Covid-19 berkurang 11 persen dengan pemberian vaksin dosis pertama. Kemudian 67 persen berkurang pada pemberian dosis kedua, dan 91 persen pada pemberian booster.

"Jadi selama ini terus akan bergeser mengikuti apa yang kita putuskan, mengikuti tren dari perkembangan Covid-19 ini di populasi, dengan dasar evidence based atau studi-studi kaidah ilmiah yang kuat," ujarnya.

Sumber: cnnindonesia.com
Editor: Dardani