Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Film 'Arwah Goyang Karawang' Diprotes Warga dan Pemerintah
Oleh : Tunggul Naibaho
Selasa | 15-02-2011 | 13:46 WIB

Karawang, batamtoday - Warga dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) pemerintah Karawang memprotes film 'Arwah Goyang Karawang' (AGK) karena film tersebut sama sekali tidak menggambarkan potret Karawang dan juga dinilai sangat merendahkan dan melecehkan maratabat perempuan.

Puluhan perempuan yang tergabung Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan Aliansi Perempuan Karawang mendatangi gedung DPRD Karawang dan menuntut agar pemerintah kabupaten Karawang menolak peredaran Film AGK di wilayah Karawang,

"Kami menolak film itu karena tidak ada unsur pendidikan dan tidak ada potret perkembangan Karawang sedikitpun. Film itu juga telah merendahkan dan melecehkan martabat perempuan," kata salah seorang perwakilan GOW Karawang ketika bertemu dengan anggota DPRD Karawang, Senin 14 Februari 2011.

Film tersebut mereka nilai tidak lebih dari film sampah yang hanya berisi adegan panas dan ekploitasi sexualitas perempuan secara rendahan.

Terkait film AGK ini juga, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Karawang, Jawa Barat, tengah melakukan kajian hukum mengenai penggunaan nama "Karawang" pada judul Film Arwah Goyang Karawang. Pihaknya sama sekali tak dimintai izin atau pemberitahuan mengenai penggunaan nama daerah itu.

"Bisa saja nanti kita akan melakukan tuntutan hukum," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karawang, Acep Jamhuri, Senin 14 Februari 2011, di Karawang.

Produser film, kata Acep, hanya mencatut nama Karawang pada judul film itu, dan karena pihaknya tidak tahu apa-apa mengenai nama Karawang pada judul film tersebut, dia mengatakan bisa saja akan melakukan penuntutan.

Dikatakannya, penggunaan nama "Karawang" pada judul film yang dibintangi Dewi Perssik dan Julia Perez tersebut, hanya kepintaran produser untuk memunculkan kepenasaran orang, agar menonton film tersebut.

"Sehingga kami akan melakukan kajian secara hati-hati, jangan samapai nanti, penolakan kami malah membuat orang jadi penasaran ingin meononton film ini," jelas Acep.

Menuru Acep, perlu pengkajian berbagai aspek dalam melakukan penolakan terhadap peredaran film Arwah Goyang Karawang, seperti kajian aspek hukum, pendidikan, sosial, moral, dan lain-lain. Sebab, penggunaan nama Karawang sudah jelas berkaitan dengan citra Karawang.

Karawang, jelas Acep, merupakan salah satu daerah yang peradabannya sudah dimulai sejak masa lampau, sejak zaman kerajaan. Hal itu ditandai dengan ditemukannya berbagai prasasti zaman kerajaan di Karawang.

"Belum lagi, pada masa kemerdekaan, Karawang menjadi tempat singgah Bung Karno. Sehari sebelum Proklamasi dikumandangkan di Jakarta, bendera merah putih sudah dikibarkan terlebih dahulu di Karawang. Jadi, Karawang memegang peranan yang besar pada zaman kemerdekaan," kata Acep.

Chairil Anwar sendiri dalam sajaknya Karawang-Bekasi pernah menggambarkan heroisme perlawanan masyarakat pada masa penjaahan Belanda.

Namun, kata Acep, film Arwah Goyang Karawang telah menggambarkan citra negatif terhadap daerah Karawang.