Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bapedal Selidiki Penyebab Matinya Ribuan Ikan di Teluk Lengung
Oleh : Ocep/Dodo
Selasa | 10-07-2012 | 16:23 WIB

BATAM, batamtoday - Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) melakukan penyelidikan terhadap penyebab tewasnya ribuan ekor ikan di perairan Teluk Lengung, Kota Batam akhir pekan lalu.


Dendi N Purnomo, Kepala Bapedal Kota Batam, mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan pengambilan sampel untuk mencari penyebab kematian ikan.

"Hari ini kami melakukan pengambilan sample di perairan Teluk Lengung dan TPA Telaga Punggur," ujarnya, Selasa (10/7/ 2012).

Untuk sementara ini, Bapedal menduga matinya ribuan ekor ikan di kawasan pesisir Teluk Lengung, Batam, akibat pencemaran air laut.

Hal itu berdasarkan monitoring dua bulan lalu dimana ada indikasi dari 26 parameter yang diuji, tiga parameter diantaranya melewati ambang batas, yakni zat Klorida, Amoniak dan Nitrat.

Ketiga parameter tersebut mencapai dua kali dari batas normal, namun demikian naiknya parameter ini diungkapkan Dendi tidak bisa menjadi alasan tewasnya ikan-ikan tersebut.

"Masalah ikan mati pasti ada unsur yang lain, bukan sekedar karena tiga parameter ini. Laut kan sistemnya terbuka, jadi tidak bisa hanya ketiga parameter ini menyebabkan ikan tiba-tiba mati di laut. Kalau di danau masih ada kemungkinan," jelasnya.

Dendi mengatakan, naiknya tiga parameter tersebut dari ambang batas diduga akibat proses domestik dari pengolahan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Telaga Punggur yang berada tidak jauh dari Teluk Legung.

Pengelolaam sampah berupa cairan yang ditampung di kolam-kolam tidak dikelola dengan maksimal sehingga meluap pada saat hujan dan mengakibatkan ketiga parameter itu naik.

Namun, lanjutnya, unsur-unsur logam berat masih dibawah ambang batas sehingga untuk mendapatkan hasil penyelidikan yang maksimal, naiknya ambang batas ketiga parameter disurvei secara terpisah.

Pada akhir pekan lalu, jelasnya, Bapedal menerima laporan dari sekitar 60 Kepala Keluarga nelayan yang bermukim di Kampung Teluk Lengung.

Mereka merasa terancam mata pencaharian dan kesehatannya karena menilai limbah TPA Telaga Punggur sudah meracuni perairan di daerah tersebut dan mengakibatkan warga mengalami gatal-gatal serta ribuan ekor ikan mati tiba-tiba setiap hujan turun.