Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Malas Bawa Bekal, Buruh Galangan Pilih Makan di Warung
Oleh : Gokli/Dodo
Jum'at | 06-07-2012 | 13:11 WIB
buruh-santap-siang.gif Honda-Batam
Para buruh galangan sedang asik menikmati santap siang.

BATAM, batamtoday - Permasalahan buruh di kota Batam selalu didasarkan masalah upah yang minim. Namun, dengan upah minim tersebut puluhan buruh galangan kapal di daerah Tanjunguncang lebih memilih makan di warung nasi daripada membawa bekal dari rumah masing-masing.


Pantauan batamtoday di daerah Tanjunguncang, Jumat (6/7/2012) siang puluhan warung dipadati ratusan buruh untuk makan siang. Selain warung di luar lokasi perusahaan, bebera kanti juga terlihat penuh pria berbaju warepack sedang bersantap siang.

Salah seorang buruh di warung pinggir jalan daerah Tanjunguncang, Beny (35) mengaku malas membawa bekal dari rumah untuk menu santap siang. Padahal, dia juga mengeluh masalah pengupahan yang terlalu minim.

"Malas aja mas bawa dari rumah, makan di warung saja," ujarnya singkat.

Menurut pria yang menguku kerja sebagai helper ini, upah yang dia terima hanya Rp8 ribu per jam dengan durasi kerja selama 10 jam per harinya. Tapi, pengeluaran per harinya sudah melebihi upah yang diterimanya.

"Memang tak sebanding mas upah dengan pengeluaran, tapi mau gimana lagi tetap juga harus dijalani," pasrahnya.

Di sisi lain, pria beranak dua warga Kampung Cunting, Batuaji ini juga menyayangkan pola makan yang dilakukannya tersebut. Namun, yang namanya juga hidup butuh makan sehingga hal itu terpaksa dilakukannya.

Untuk menambah penghasilan keluarganya, banyak diantara buruh itu mengaku istrinya terpaksa bekerja. Ada yang menjadi buruh di kawasan industri Mukakuning dan ada juga yang berjualan di rumah.

"Istri saya kerja di Mukakuning, jadi masalah ekonomi di rumah bisa tertolong," tambah Ury, buruh lainnya.