Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PKS Sebut Jokowi Cerdik Pilih Andika Jadi Panglima TNI
Oleh : Irawan
Selasa | 09-11-2021 | 08:04 WIB
almasyari_pksb.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari dari Fraksi PKS

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari dari Fraksi PKS menilai penunjukkan Andika Perkasa sebagai Panglima TNI merupakan langkah cerdik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menyelesaikan ketegangan di Laut China Selatan.

Andika dianggap bisa memberikan keseimbangan terhadap pengaruh China di Laut China Selatan yang mengklaim Natuna sebagai bagian dari wilayah teritori mereka. Selain itu, Andika memiliki kedekatan dengan Amerika Serikat (AS) yang telah membuat aliansi AUKUS dengan Australia dan Inggris.

"Saya kira ini langkah cerdik Pak Jokowi untuk memberikan keseimbangan, kekuatan, keseimbangan pengaruh di Laut Natuna Utara, saya membacanya seperti itu," kata Kharis dalam diskusi 4 Pilar MPR RI yang bertajuk 'Panglima TNI Baru dan Tantangan Ketahanan NKRI' di Media Center DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/11/2021).

Karena, kata Kharis, suka tidak suka harus diakui bahwa memang Jenderal Andika adalah didikan di Amerika, paling tidak dia sangat dekat dengan Amerika, tetapi bukan berarti juga bermusuhan dengan China.

"Ya tetap semua bersahabat cuman bahwa intensi Jenderal Andika lebih dekat ke Amerika, sulit untuk dibantah," imbuhnya.

Menurut politikus PKS ini, selama ini Indonesia ingin menjaga kedaulatan NKRI daripada menjaga jarak yang sama, kalau menjaga jarak itu berarti tidak ada kerja sama. Sehingga, dirinya lebih suka menggunakan istilah Indonesia ingin menjaga kedekatan yang sama terhadap 2 poros kekuatan yang sedang bermain atau yang sedang sama-sama adu pengaruh di Laut Natuna Utara.

"Nah kira-kira Jenderal Andika mampu apa nggak, dengan kemampuan diplomasi militer yang sangat kuat, dengan performa yang sangat bagus, saya yakin jenderal Andika mampu memerankan ini dengan baik," ujar Kharis.

Kharis pun mengungkap diskusi yang terjadi dalam uji kepatutan dan kelayakan kemarin, ada hal yang menarik mengenai jawaban Andika soal bagaimana mengeliminasi atau untuk memberikan perubahan persepsi terhadap Indonesia dari masalah-masalah yang selama ini.

Yakni menyangkut Papua atau masalah-masalah pertahanan lainnya, karena Indonesia selalu pada posisi salah. Terungkap, karena Head Quarter Asosiasi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Asia-Pasifik, tidak ada pekerja kantornya yang berasal dari Indonesia, sebagian besar dari Papua Nugini.

"Dalam Asosiasi Kepala Staf Angkatan Darat se-Asia Pasifik yang kemarin barusan ketemu di Miami itu, ternyata di head quarternya (markas) sana-sana itu kebanyakan orang-orang Papua Nugini. Tak satupun orang tentara Indonesia kerja di sana, wajar kalau kemudian para pimpinan yang ada di kantor pusat sana," ungkapnya.

Karena, dia menjelaskan, apa yang disampaikan oleh para staf yang kebanyakan adalah orang Papua Nugini. Sehingga, Andika ingin para tentara ini dibekali dengan kemampuan bahasa yang bagus, skil yang bagus sehingga memungkinkan untuk kerja di kantor-kantor seperti itu.

"Sehingga para pengambil keputusan, itu mendapatkan informasi yang seimbang dan memperkecil bias informasi yang masuk pada para pengambil keputusan ini saya kira langkah cerdas yang akan dilakukan oleh beliau dan saya yakin beliau akan mampu untuk membangun bangun itu," paparnya.

Editor: Surya