Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bunuh Tugiman, Sabar Mengaku Khilaf
Oleh : Harjo/Dodo
Rabu | 04-07-2012 | 13:54 WIB
Sabar-Dwi-Wahyudi-pelaku-pe.gif Honda-Batam
Sabar Dwi Wahyudi, duduk bersimpuh, usai memberikan keterangan kepada penyidik di Satreskrim Polres Bintan.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Pelaku pembunuhan terhadap Tugiman, Sabar Dwi Wahyudi (34) di Toapaya, Kecamatan Gunungkijang, Bintan beberapa waktu lalu mengaku khilaf telah membunuh korban. Dia mengaku pembunuhan itu dilakukan karena tidak diberikan pinjaman uang untuk membayar kredit motor miliknya.


"Awalnya, kami jual beli sayuran dengan korban, karena korban tidak memberikan pinjaman makanya tangan saya tergerak untuk membunuhnya,” ungkap Sabar, di depan penyidik Satreskrim Polres Bintan, Rabu (4/7/2012).

Dia mengaku setelah memukul korban dengan sebuah balok sebanyak tiga kali di bagian tengkuk korban, korban yang masih bernyawa dan dalam kondisi tidak sadar diikat tangannya ke belakang dengan ikat pinggang milik korban. 

Selanjutnya, korban dibawanya dengan sebuah gerobak sorong ke sebuah sumur yang jaraknya sekitar 100 meter dari tempat kejadian, kemudian dimasukkan ke dalam sumur serta ditimpa dengan sebatang pohon pisang dengan tujuan agar jasad korban tenggelam. 

"Setelah saya ikat tangannya ke belakang, semua uang dan handphone milik korban saya ambil, untuk melunasi kredit motor sebesar Rp1,3 juta,” ujarnya.

Sabar mengaku, sebelum jasad korban diketemukan oleh warga setempat, dirinya masih berada di sekitar lokasi dan beraktivitas seperti biasanya. Namun setelah waktu berjalan satu minggu dan jasad korban ditemukan oleh salah seorang warga dan mengetahui dirinya sudah mulai ada yang mencarinya. 

Pelaku mengatakan, langsung muncul niatnya untuk melarikan diri, saat itu juga dia langsung kabur ke arah Tanjunguban dan menjual kendaraan miliknya seebsar Rp1 juta, selanjutnya melalui pelabuhan Bulanglinggi menyebrang ke Batam dan ke Tanjungbalai Karimun. 

“Di Tanjungbalai selama dua hari, selanjutnya saya pergi ke pelabuhan Buton Riau melalui lintas darat, dirinya oergi ke Air Hanopan Labuhanbatu Medan. Rencana saya cari kerja dan menetap di Air Hanopan bersama saudara yang ada di sana,” terangnya.

Jelang bebrapa hari di Air Hanopan, pelaku mengaku mendapat telepon dari temannya yang ebrada di Tanjungungbalai Karimun yang menanyai dirinya sudah dapat kerja atau belum. Saat itu, pelaku mengaku belum mendapatkan kerja, sehingga temannya tergerak untuk mengirimkan uang. 

“Saya tidak minta tapi, teman saya mengaku sedang ada rezeki dan mengirimkan uang untuk saya,” katanya.

Lebih jauh pelaku mengaku, saat mengambil uang melalaui salah satu biro jasa pengiriman uang, dirinya tertangkap. 

“Saya kaget saat hendak mengambil uang, ternyata dari belakang saya langsung ditangkap oleh anggota polisi. Saat itu juga, saya langsung mengakui kalau pelaku pembunuh korban benar adalah saya,” imbuhnya.

“Saya menyesal pak, sudah membunuh korban dan saya sampaikan minta maaf dunia akherat kepada keluarga korban. Saya juga siap untuk menjalani hukuman, akibat perbuatan yang sudah saya lakukan,” tambahnya.

Kasat Reskrim Polres Bintan AKP Reonald T Simanjuntak, Sik, mengatakan untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku, yang dipimpin langsung oleh Karo Bin Ops Reskrim Iptu Efendi Ali di Air Hanopan Labuhanbatu Medan, sempat mengalami kesulitan karena kondisi alam yang cukup berat dan masuk ke daerah perkampungan, serta melalui lahan perkebunan kelapa sawit. 

“Kalau mau menangkap pelaku di tempat kediamannya memang medannya cukup berat, makanya pelaku kita menunggu pelaku mengambil uang kiriman dari temannya melalui salah satu biro jasa pengiriman uang,” ungkapnya.

“Saat pelaku mengambil uang anggota menyergapnya dan dia tidak berusaha untuk melakukan perlawanan. Selain itu, saat ditanya pelaku mengaku dan kalau dia pelaku pembunuhan itu,” tambahnya.