Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kisah Nenek Hatijah, Mengais Rejeki dari Mendulang Timah
Oleh : Wandy
Selasa | 28-09-2021 | 14:04 WIB
A-DULANG-TIMAH-LINGGA.jpg Honda-Batam
Nenek Hatijah, Pendulang Timah di Singkep Kabupaten Lingga. (Foto: Wandy)

BATAMTODAY.COM, Lingga - Mendulang timah bagi masyarakat Singkep Kabupaten Lingga adalah pekerjaan yang sudah ratusan tahun digeluti secara turun temurun.

Logam yang ditambang melalui penambangan rakyat ini memang memiliki nilai jual cukup tinggi. Tak heran, jika masyarakat tahan hingga berjam-jam untuk mengumpulkan butiran pasir timah untuk di dulang.

 

Proses mendulang ini memang tidak sebanyak tahun-tahun yang lalu, seiring kemajuan teknologi banyak masyarakat yang menggunakan mesin bor dengan kapasitas kecil untuk mengambil logam ini.

Jika dibandingkan dengan menggunakan mesin bor, meskipun berkapasitas kecil, cara menambang timah dengan mendulang tentu lebih ramah terhadap lingkungan. Karena prosesnya tidak harus membuat lubang yang besar, dan membuat air menjadi keruh.

Hatijah (74) mengaku menggeluti pekerjaan sebagai pendulang timah ini dari sejak dirinya masih gadis. Bahkan pada saat berjayanya perusahaan timah di pulau Singkep pada masa itu nenek dengan tiga orang anak ini juga ikut membantu untuk mencuci bijih timah tersebut meski bukan sebagai karyawan.

"Nenek ini dari gadis sudah buat kerja dulang timah ini, bahkan pada saat ada perusahaan nek bantu cuci timah," cerita Nenek Hatijah, dilokasi dulang timah, Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Selasa (28/9/2021)

Bahkan nenek Hatijah rela berendam berjam-jam di kolong bekas galian untuk mendapatkan timah. Dalam sehari biasanya nenek hatijah bisa mendapatkan 2 hingga 3 kilo timah.

"Dari jam 8 sampai jam 5 sore, sehari itu adalah dapat 2 hingga 3 kilo lebih timah," ungkapnya

Dan pada masa perusahaan timah tersebut juga para pendulang timah langsung menjualnya ke pihak perusahaan. Namun dulunya harga perkilo timah dihargai hanya Rp200 perak.

"Kalau dulu harga timah kita jual ke perusahaan masih murah 200 perak," ceritanya

Sempat beberapa tahun yang lalu adanya penangkapan besar-besaran bagi para penampung timah, sehingga menyulitkan pendulang untuk menjual hasil dulang timah mereka.

"Waktu ada penangkapan besar-besaran para penampung timah, kami tidah tahu harus menjual kemana," ujarnya

Dan baru-baru ini nenek Hatijah bisa menjual hasil dulang timah tersebut ke penampung dengan harga perkilonya Rp97 ribu - Rp100 ribu rupiah. "Saat ini satu kilonya itu, Rp97-100 ribu rupiah," katanya

Menurut nenek Hatijah untuk mencari timah di Pulau Singkep tidaklah sulit. Hampir di setiap pelosok pulau ini terdapat kandungan timah. Bahkan, banyak juga masyarakat yang mendulang timah di pesisir pantai Pulau Singkep.

"Kalau untuk di Singkep ini timah masih banyak," ungkapnya.

Editor: Dardani