Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengenal Sosok Ryan, Calon Kades Termuda di Lingga
Oleh : Bayu Yiyandi
Rabu | 14-07-2021 | 14:52 WIB
kades_lingga-termuda-01.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Nobaryansyah, biasa disapa Ryan kalahiran Desa Busung Panjang Lingga. (Foto: Bayu)

BATAMTODAY.COM, Lingga - Nobaryansyah atau biasa disapa Ryan, mungkin tak asing lagi bagi warga di Desa Busung Panjang, Kecamatan Posek, Kabupaten Lingga, kampung tempat kelahirannya.

Ryan yang dikenal sebagai anak muda ramah itu, memberanikan diri untuk berjuang dalam arus perubahan demi Desa Busung Panjang menuju arah yang lebih baik dalam kontestasi Pilkades serentak yang akan digelar 21 Juli mendatang.

Ryan tercatat menjadi calon kades (Cakades) termuda di Desa Busung Panjang atau khususnya di Kabupaten Lingga dari 75 Desa yang ada.

Sebagai calon Kades termuda, Ryan dianggap memahami betul apa yang dibutuhkan masyarakat desanya saat ini. Terlebih lagi, ia sendiri telah menyiapkan beberapa program andalan untuk menyokong perubahan desanya menuju lebih baik lagi.

"Saya rasa sekarang ini kaum atau generasi muda sudah mulai sadar tentang bagaimana membangun sebuah desa. Pemuda mulai ingin terlibat dalam proses pembangunan," ujar Ryan kepada BATAMTODAY, Rabu (14/07/2021).

Sebelum maju menjadi Cakades, Ryan yang lahir pada tanggal 18 Oktober 1995 ini memiliki keseharian yang cukup tegas dalam membela aspirasi masyarakat. Ia pernah menjadi ketua Ikatan Mahasiswa ditempat ia kuliah. Bahkan motivasinya untuk ikut bersaing tak lepas juga dari dorongan dan semangat orang-orang disekillingnya.

"Kami anak muda menawarkan masa depan agar akselerasi pembangunan cepat tercapai," katanya

Ryan mengaku mempunyai visi-misi yang siap membawa perubahan desanya ke arah lebih baik. Visinya yakni siap Mewujudkan Desa Busung Panjang menjadi Desa mandiri sebagai kawasan Agribisnis dan Mina Bahari Pedesaan berbasis teknologi ramah lingkungan.

Apalagi dalam perkembangan zaman yang semakin canggih dan teraktual, aktivitas generasi muda sangat akrab dengan kecepatan informasi dan perkembangan teknologi. Hal ini dipercaya menjadi modal besar bagi generasi milenial untuk tidak lagi acuh terhadap pembangunan di desa.

"Saya hanya butuh kesempatan, untuk berbuat banyak demi memajukan tanah kelahiran," ungkapnya.

Editor: Dardani