Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Begini Kronologis Pengeroyokan Napi Rutan Batam Hingga Tewas
Oleh : Irwan Hirzal
Selasa | 11-05-2021 | 12:04 WIB
kapolsek-sagulung13.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kapolsek Sagulung AKP Yusriady Yusuf. (Irwan Hirzal/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dihantam pakai lutut, jadi penyebab Siprianus Apiatus (27), warga binaan Rutan Kelas IIA Barelang Batam, meninggal dunia.

Kapolsek Sagulung AKP Yusriady Yusuf, melalui Kanitreskrim Polsek Sagulung Iptu Muharka, menjelaskan kronologis kejadian dimana pada Jumat (9/4/2021) satu hari sebelum kematian korban, pelaku utama yakni Muhammad Yandi sebagai kepala kamar meminta korban untuk mengipas pelaku karena kondisi kamar di blok C nomor 8 kondisi panas.

"Jadi korban mengipas pelaku sambil berdiri. Namun karena kondisinya sudah mulai capek, kebetulan korban mengalami sakit kaki. Kemudian korban duduk dan menolak untuk mengipas pelaku," kata Muharka.

Saat korban duduk, pelaku langsung meminta korban untuk berdiri lagi. Saat itu korban meminta agar duduk karena kakinya sakit tapi pelaku marah dan langsung menampar korban. Kemudian berdiri dan menendang ulu hati korban dengan lututnya.

"Akibat hantaman itu korban sampai terjatuh ke lantai," tambah Muharka.

Tak sampai disitu, pelaku lainnya yang juga warga binaan, Adi Saputra datang dari belakang korban dan langsung menendang pinggang korban sebanyak dua kali. Dan selanjutnya Rinaldo Putra membawa korban ke belakang dan menyuruh duduk, pada saat itu korban kembali mengalami kekerasan setelah ditinju oleh Rinaldo sebanyak satu kali.

"Dua pelaku lainnya bukan malah memisahkan, tapi malah memukul korban. Jadi setelah kejadian tersebut korban merasa sesak dan terus mengeluhkan sakit," ujar Muharka.

Pada pagi hari kondisi korban semakin parah, dan langsung dibawa ke klinik yang ada di Rutan.

"Sampai di klinik kondisi korban terus memburuk dan terpaksa harus dirujuk ke RSUD-EF. Setelah mendapatkan perawatan di RSUD EF, nyawa korban tidak tertolong dan menghembukan nafas terakhirnya," pungkasnya.

Editor: Yudha