Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rahasia Militer Malaysia Djual ke Pihak Asing
Oleh : Redaksi/Mg
Jum'at | 08-06-2012 | 16:21 WIB
kapal_selam_scorpene.jpg Honda-Batam

Kapal selam Scorpene yang digunakan Angkatan Laut Malaysia (TDLM). Foto:TDLM

KUALA LUMPUR, batamtoday - Suara Anak Malaysia (SUARAM) menuding telah terjadi penjualan informasi militer di tubuh Angkatan Laut Malaysia (TLDM) yang dianggap membahayakan keselamatan negara.  

Informasi yang bocor tersebut meliputi rahasia spesifikasi serta kemampuan kapal perang dari kapal selam Scorpene yang dibeli negeri Jiran itu dari Prancis.

Tudingan SUARAM bukan tidak beralasan. Organisasi HAM itu mengeluarkan pernyataanya setelah menemukan informasi dari pengadilan di Prancis. Tepatnya pada 31 Mei 2012 lalu, Mahkamah Prancis menemukan aliran dana sebesar 36 juta Euro dari perusahaan kapal DCNS ke Terasasi Sdn Bhd yang tidak lain adalah perusahaan Malaysia yang bermarkas di Hongkong.

"Aliran dana tersebut diketahui adalah bagian dari pembelian kapal selam Scorpene, kemungkinan transaksi ini terkait penjualan informasi penting diantaranya dokumen rahasia mengenai detail purcase order kapal selam milik TDLM (Angkatan Laut Malaysia.red)," kata juru bicara SUARAM dikutip dari Malaysiakini, Jum'at(7/6/2012).

Menanggapi temuan tersebut, sejumlah pihak mendesak SUARAM untuk angkat bicara lebih lanjut. Bukti otentik menyangkut indikasi penjualan informasi yang dilakukan beberapa oknum dalam tubuh militer harus segera dipublikasikan. Salah satu yang bersikeras mendesak SUARAM adalah Wakil Presiden PKR, Muhammad Azmin Ali. 

"Sulit memang membuktikan informasi penjualan informasi ini, karena ini adalah kerja-kerja intelegent asing. Mengenai indikasi adanya perusahaan Malaysia yang di daftarkan di Hongkong dan bertransaksi dengan DCNS, itu patut diusut. Jika ini berkaitan dengan rahasia militer, harus dibuktikan, sebaiknya SUARAM mengeluarkan dokumen otentik yang mereka miliki," kata Azmin.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Malaysia, Dr Ahmad Zahid Hamidi membantah temuan SUARAM. Bahkan menurut pejabat yang dikenal dengan dengan Perdana Menteri Najib Razak itu, informasi penjualan informasi yang diduga dilakukan perusahaan Malaysia yang bermarkas di Hongkong sangat tidak berdasar. 

"Tidak ada bukti yang membenarkan kejadian tersebut, penjualan informasi itu tidak ada, tapi kita akan usut lebih lanjut karena persoalan ini menyangkut keamanan negara," katanya.