Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Undangan Berujung Tuduhan Money Politik Apri Sujadi, Ini Penjelasan Sapma PP Bintan
Oleh : Syajarul Rusydy
Kamis | 03-12-2020 | 10:44 WIB
ketua-sapma-pp1.jpg Honda-Batam
Ketua Sapma PP Bintan Sutriono. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Beberapa waktu lalu, Calon Bupati Bintan Apri Sujadi memenuhi undangan dari Sapma PP Bintan yang menyatakan siap sebagai relawan pasangan calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Bintan.

Namun undangan itu, berujung tuduhan money politik. Sehingga tim paslon Bupati Bintan nomor urut 2 Alias Wello-Dalmasri Syam membuat laporan ke Bawaslu Bintan. Berbekal alat bukti foto serta video yang diambil oleh salah satu relawan paslon no urut 2.

Kejadian itu, terjadi di wilayah Kecamatan Bintan Timur, tepatnya di warung Buk Yanti beralamat Kijang, Kelurahan Kijang Kota. Disana Ketua Sapma PP Bintan Sutriono mengaku sengaja mengundang Apri, dalam kagiatan yang bertujuan Sapma PP Bintan menyatakan siap untuk menjadi relawan paslon Apri-Robby.

"Di sana memang kita yang undang, kami ingin mendeklarasi bahwasannya kami siap untuk mendukung dan menjadi relawan Apri-Robby," sebut pria yang akrab disapa Ion itu, Kamis (3/12/2020).

Jadi menurut Ion, dalam kegiatan itu tidak ada politik uang, yang ada Cost Politic. Setiap Deklarasi tentu ada de facto dan de jure. De facto pihaknya sampaikan beberapa hari sebelum acara deklarasi. Kemudian De Jure (biaya administrasi) menjelang acara deklarasi.

"Prinsipnya deklarasi dukungan tersebut adalah kami mendukung dan siap menjadi relawan atau tim pemenangan Apri-Roby, saat acara itu semua menyatakan siap mendukung," ungkap Ion.

Tak lama setelah itu, tersebar foto amplop dan sopir Apri Sujadi bernama Kirman diduga membagikan uang dalam amplop dalam kegiatan tersebut yang membuat heboh dunia maya kabarnya politik uang.

"Itukan opini yang dibentuk, fakta dan kronologi tidak seperti itu," kata Ion.

Lebih lanjut Ion menceritakan sebelum acara pihaknya menyampaikan dukungan dan mengundang Paslon untuk hadir. Artinya pihaknya sudah menyampaikan dukungan secara lisan. Dan beliau (Apri Sujadi) menerima langsung audiensi Sapma PP di Kijang, itulah De Facto Sapma PP diterima menjadi relawan.

"Selanjutnya, acara deklarasi kami tersebut tidak ada kampanye. Kami menerima tugas dan arahan dari Pak Apri, tentu kami sudah dianggap sebagai relawan. Tentu beliau menyampaikan arahan dan tugas, tak mungkinkan relawan tidak tau visi misi dan program. Yang beliau sampaikan adalah arahan tugas sebagai relawan," terang Ion.

Ion mengakui, memang seusai acara ada pemberian amplop yang bertujuan untuk operasional relawan, hal ini yang ditafsirkan pemberian itu politik uang.

"Saya pertegas itu bagian dari cost politics kami sebagai relawan, karena dibagikan usai deklarasi," tungkas Ion.

"Apakah relawan yang sudah menyatakan diri mendukung dan resmi diterima tidak boleh menerima cost politik?. Saat itu pun tidak ada penyampaian visi misi, yang ada kami diberi tugas sebagai relawan. Jadi sangat berbeda ya cost politics dengan money politics," timpal Ion.

Sementara itu, Mely saksi ataupun relawan paslon no urut 2 yang mengambil foto pembagian amplot itu sehingga menjadi viral mengatakan dari yang ia ingat ada kata kata yang minta dukungan dan juga pembagian itu untuk vitamin C serta oprasional di lapangan.

"Seingat saya, ada kata kata yang saya dengar itu mohon bantuan dan dukungannya, ada yang saya dengar juga ini bagi bagi vitamin C terus untuk biaya oprasional di lapangan," aku Mely.

Harapan Mely atas kasus ini, Bawaslu Bintan dapat bertindak tegas, ia pun menginginkan negara ini (Indonesia) dapat melaksankan demokrasi dengan sehat.

Editor: Yudha