Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lawan Kelaparan dengan Kurangi Limbah Makanan
Oleh : redaksi/hijauku
Kamis | 31-05-2012 | 10:37 WIB
limbah sampah.jpg Honda-Batam

Ilustrasi: Limbah makanan,

JAKARTA, batamtoday - Pembangunan berkelanjutan tidak akan berhasil tanpa menghapuskan bencana kelaparan dan kekurangan gizi. Salah satu aksi yang bisa kita lakukan adalah dengan mengurangi limbah makanan.

 

Demikian kesimpulan yang dikeluarkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dikutip dari laman Hijauku, Kamis(31/5/2012). 

“Pembangunan tidak bisa dikatagorikan sebagai berkelanjutan jika kondisi ini terus berlangsung. Satu dari tujuh laki-laki, perempuan dan anak-anak masih mengalami kekurangan gizi,” ujar José Graziano da Silva, Direktur Jenderal FAO dalam laporan berjudul Towards the Future We Want: End Hunger and Make The Transition to Sustainable Agricultural and Food Systems.

Laporan ini dipersiapkan untuk menyambut Konferensi Pembangunan Berkelanjutan (Rio+20) yang akan berlangsung di Brasil, akhir Juni 2012 mendatang.

FAO menekankan pentingnya mengatasi masalah di sistem pangan saat ini sehingga ratusan juta penduduk di negara berkembang memiliki kemampuan untuk memroduksi makanan sebagai mata pencaharian mereka dan membeli makanan untuk kebutuhan sehari-hari.

“Di Rio+20 kita memiliki peluang emas untuk mengatasi masalah ini, dengan menggabungkan konsep keamanan pangan dan pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Graziano da Silva.

Laporan FAO ini juga mendorong pemerintah untuk menetapkan dan melindungi hak-hak rakyat atas sumber daya alam, memromosikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dalam sistem pangan.

Keberadaan pasar pangan dan pertanian yang adil dan berdaya juga penting dan pemerintah diminta untuk melakukan investasi dari hasil sumber daya yang dimiliki publik untuk melakukan inovasi dan membangun infrastruktur.

Laporan ini juga memberikan rekomendasi cara membantu petani yang mengelola 500 juta lahan pertanian kecil di negara berkembang yang hingga saat ini masih kekurangan sumber daya akibat ketidakcukupan pangan dan nutrisi.

Negara-negara maju juga diminta untuk mengubah pola konsumsi mereka untuk mengurangi limbah makanan. FAO memerkirakan, jumlah makanan yang hilang dan terbuang mencapai 1,3 miliar ton setiap tahun atau sepertiga dari jumlah makanan yang dikonsumsi dan diproduksi penduduk dunia.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan populasi dunia yang diperkirakan akan mencapai angka 9 miliar penduduk pada 2050, menurut FAO diperlukan perbaikan sistem tata kelola pangan dan pertanian. “Tanpa aksi yang terarah, peningkatan produksi pangan – sebesar 60% untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dunia – belum mampu mengentaskan 300 juta penduduk dari kelaparan pada 2050 karena mereka tetap tidak memiliki akses ke pasokan pangan,” ujar FAO.