Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sempat Berjaga di PT Varta

Keberadaan Anggota TNI Hanya Pengawalan Bukan Mengeluarkan Aset
Oleh : Gokli/Dodo
Kamis | 24-05-2012 | 13:25 WIB

BATAM, batamtoday - Keberadaan puluhan anggota TNI Angkatan Darat dan Aangkatan Laut di PT Varta Micro Battery hanya sekedar pengawalan masuk sekitar 180 orang buruh non serikat untuk bekerja di perusahaan. 

Hal ini dikatakan oleh Humas Batamindo, Andi Mappisangka karena permintaan dari pihak PT Varta untuk mengawal masuk buruh yang akan bekerja.

"Aparat tersebut hanya mengawal seratus lebih buruh yang akan bekerja di dalam perusahaan. Dan ini juga karena permintaan oleh manajemen PT Varta sendiri," ungkap Andi saat ditemui di Batamindo, Kamis (24/5/2012) siang.

Menurut Andi, sebelumnya pihak manajemen PT Varta meminta pengamanan sekuriti kawasan Batamindo dan sudah disiapkan untuk mengawal masuk seratus lebih buruh yang akan bekerja di perusahaan. Tapi, tanpa sepengetahuan dia tiba-tiba aparat TNI AD dan AL datang ke lokasi, sehingga membuat buruh yang melakukan aksi mogok sempat protes dan merasa khawatir. 

"Awalnya saya nggak tau, setelah saya tanya ternyata TNI AD datang karena permintaan pihak manajemen PT Varta, sementara TNI AL permintaan PT RLP," katanya. 

Untuk menjaga ketentraman dan menghindari tindak anarkis, Andi akhirnya berkoordinasi dengan pihak TNI tersebut supaya pengamanan yang mereka lakukan sesuai dengan prosedur di kawasan Batamindo. Selanjutnya, sekitar 180 orang buruh non serikat baik buruh permanen PT Varta maupun buruh subkon PT RLP dikawal masuk ke dalam perusahaan gedung lot 310. 

"Setelah saya koordinasi, buruh itu dikawal masuk ke dalam perusahaan, selanjutnya mereka saya tarik kembali," terangnya. 

Memang, setelah seratus lebih buruh yang akan bekerja itu dikawal masuk, aparat TNI AD dan AL di lokasi langsung ditarik keluar meninggalkan lokasi gedung PT Varta. Sementara, buruh yang melakukan aksi mogok kerja mendapat dukungan dan bantuan personil dari beberapa PUK perusahaan di kawasan Batamindo. 

"Untung saja mereka cepat cabut, kalau tidak bakal terjadi keributan karena anggota PUK lain sudah datang ke lokasi," ujar Ramon, salah satu pengurus PUK di PT Varta. 

Ditambahkan Ramon, aksi mogok kerja yang mereka lakukan saat ini adalah legal dan sudah ada surat pemberitahuan maupun surat izin. Sehingga, kedatangan aparat TNI ke lokasi PT Varta hanya akan mengganggu konsentrasi buruh menjalankan aksi mogok yang kondusif. 

"Aksi kami ini legal dan juga status kami juga masih pekerja bukannya teroris sehingga diturunkan aparat TNI. Yang kami khawatirkan bukan masalah buruh kerja atau tidak, sekarang kami takut kalau aset itu dikeluarkan lagi," paparnya. 

Dan terbukti, sekitar 180 orang buruh yang bekerja di dalam perusahaan tidak mereka ganggu dan mereka persilahkan. Hanya saja, mereka masih tetap menuntut kejelasan dari pihak pengusaha dalam hal ini menajemen PT Varta yang seakan mencari masalah baru tanpa menyelesaikan masalah yang ada. 

"Kita bukan mau nganggu mereka yang akan kerja, tapi jangan sempat ada aset yang keluar dari lokasi perusahaan sebelum masalah ini selesai," tegasnya.