Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Survey IDM

Kartu Pra Kerja Jokowi Sangat Diminati, Namun Butuh Perbaikan Sistem Pelatihan Online
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Selasa | 12-05-2020 | 10:12 WIB
kartu-pra-kerja14.jpg Honda-Batam
Ilustrasi Kartu Pra Kerja Jokowi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia Development Monitoring (IDM) menggelar jajak pendapat masyarakat tentang program Kartu Pra Kerja Jokowi dengan mengunakan metode survey melalui saluran telepon dan ditanya langsung dan wawancara terhadap responden yang terpilih di 29 provinsi dan 430 kabupaten/Kota.

Survei ini mengambil sample sebanyak 1318 warga negara Indonesia yang sudah berumur di atas 17 tahun dengan Metode Multistage Random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 % dan Margin Of Error sebesar kurang lebih 2,7 persen. Survei dilakukan sejak tanggal 18 Maret s/d 2 Mei 2020

"Survei ini bertujuan untuk memotret Pendapat masyarakat tentang program kartu pra Kerja di saat pandemic Covid 19," ujar Fahmi Hafel.Sip selaku Direktur Eksekutive IDM dalam release yang diterima BATAMTODAY.COM, Selasa (12/5/2020).

Hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan dan pengetahuan Masyarakat tentang Program Kartu Pra Kerja dari janji kampanye Presiden Joko Widodo saat pilpres 2019. Dari 1318 warga Indonesia sebanyak 78,4 persen mengetahui benar adanya program Kartu Pra Kerja dan sebanyak 21,6 persen belum benar benar paham dengan program kartu Pra Kerja.

2. Pengetahuan Masyarakat tentang manfaat program Kartu Pra Kerja. Dari hasil survei sebanyak 71,6 persen masyarakat mengetahui manfaat program Kartu Pra Kerja yang di programkan oleh Pemerintah Joko Widodo, dan sebanyak 28,4 persen masih belum paham manfaat Kartu program Pra Kerja

3. Tentang Manfaat dan Kegunaan Program Kartu Pra Kerja dalam temuan survei sebanyak 82.9 persen masyarakat Indonesia yang di wakili oleh 1318 responden menyatakan bahwa Kartu Pra Kerja sangat bermanfaat bagi mereka khususnya untuk memasuki dunia Kerja dan dunia wiraswasta. Sebanyak 10,7 persen menyatakan belum merasakan kegunaan Kartu Program Pra Kerja dan sebanyak 8,4 persen tidak memberikan jawaban.

4. Dari temuan survei didapati juga bahwa dari jawaban responden sebanyak 48,6 persen merupakan masyarakat terkena PHK akibat dampak covid 19 , sebanyak 38,8 persen merupakan fresh graduate yang unskill didunia kerja dan wiraswasta yang siap masuk dunia kerja dan usaha dan sebanyak 12,6 persen merupakan Pekerja tidak tetap di sektor informal.

5. Dari temuan survei didapati jawaban 1318 responden bahwa sebanyak 70,7 persen menyatakan dana yang didapat Kartu pra kerja sangat membantu meringgankan beban ekonomi keluarga mereka yang meurun akibat terdampak covid 19 dan sebanyak 20,1 persen menyatakan cukup membantu kehidupan ekonomi mereka dan sebanyak 9,2 persen menyatakan biasa saja.

6. Dari temuan survey sebanyak 68,9 persen menyatakan kesulitan untuk mengerti dan paham pelatihan pelatihan yang di sediakan kedelapan platform digital secara online dalam program Kartu pra kerja dengan alasan tidak menguasai teknologi internet dan tidak punya gadget atau komputer di rumah. Sebanyak 20,7 persen menyatakan cukup paham dengan pelatihan pelatihan yang dilakukan secara online dan media video. Sedangkan sebanyak 10,7 persen menginginkan pelatihan dalam bentuk tatap muka langsung. Misal pelatihan menjadi barista.

Dijelaskan, adapun kesimpulan dari survey tersebut bahwa Program Kartu Pra kerja Jokowi memang sangat diminati oleh masyarakat yang ingin masuk ke dunia kerja dan usaha hal ini tergambar dari antusias masyarakat yang mengikuti pendaftaran Program Kartu Pra Kerja hingga 3,7 juta peserta.

"Disaat pandemik Covid 19 program Kartu Pra Kerja sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang kehilangan usaha dan pekerjaannya," ujar Fahmi.

Harus ada perbaikan dalam sistim dan konten penyampaian modul-modul pelatihan online dari program Pra Kerja yang disajikan oleh ke delapan perusahaan Platform digital agar bisa dimengerti oleh peserta Program Kartu Pra Kerja.

"Harus ada modul-modul pelatihan dalam program kartu Pra Kerja secara tatap muka langsung dengan para trainer. Artinya ke delapan platform digital itu harus memiliki training center di seluruh Indonesia yang bisa memberikan pelatihan secara tatap muka langsung," pungkasnya.

Editor: Yudha