Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tuai Polemik, Kemnaker Akhirnya Tunda Rencana Kedatangan 500 TKA China ke Sulteng
Oleh : Redaksi
Selasa | 05-05-2020 | 11:33 WIB
tka_china_bai1.jpg Honda-Batam
TKI China yang masuk Bintan di tengah Pandemi Covid-19 dipulangkan. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan memutuskan menunda rencana kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) China ke Konawe, Sulawesi Tenggara.

Kepala Biro Humas Kemnaker R. Soes Hindharno mengatakan penundaan dilakukan sampai menunggu kondisi dan penyebaran virus corona berhenti serta keadaan berjalan normal.

Penundaan dilakukan dengan memperhatikan usulan dan aspirasi masyarkat yang berkembang terkait kedatangan TKA tersebut. Khususnya, aspirasi dari Pemerintah Daerah dan DPRD Sulawesi Tenggara.

"Kami putuskan untuk menunda rencana kedatangan 500 TKA sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19. Selanjutnya kami akan terus berkoordinasi dengan Gubernur dan ketua DPRD Provinsi terkait hal tersebut," katanya, Selasa (5/5/2020).

Ia mengatakan untuk menindaklanjuti penundaan tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah telah menginstruksikan kepada Plt Dirjen Binapenta Aris Wahyudi berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Koordinasi dilakukan untuk menghentikan merebaknya polemik rencana kedatangan TKA tersebut.

Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan juga telah memerintahkan PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel selaku pengguna 500 TKA itu untuk menunda rencana kedatangan tenaga kerja mereka.

Sebagai informasi kedatangan 500 TKA asal China di Konawe belakangan ini memang menuai polemik dan tentangan. Salah satunya dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Abdurrahman Saleh.

Ia bahkan bakal memimpin demonstrasi menolak kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) dari China. Itu akan dilakukannya jika pemerintah pusat benar-benar mendatangkan TKA Chinadi tengah wabah corona.

Abdurrahman menegaskan penolakan dilakukan terkait penyebaran wabah virus corona.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha