Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jadikan 8 Mei Sebagai Hari Buruh Perempuan Indonesia

Jadikan Marsinah Sebagai Pahlawan Nasional!!!
Oleh : Redaksi
Selasa | 08-05-2012 | 10:51 WIB

PERNYATAAN SIKAP DPP KSN

SALAM PERJUANGAN - "Buruh belum mendapatkan keadilan sejati dari pemerintah. Buruh harus menyatukan kekuatannya. Buruh harus bersatu, buang kepentingan individu, dan kedepankan kepentingan buruh dan rakyat." Marsinah (1969-1993).

Marsinah, seorang buruh perempuan, yang memperjuangkan kenaikan upah dari Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250 per hari, serta memperjuangkan hak cuti haid, cuti hamil, perhitungan upah lembur dan kebebasan hak berserikat, akhirnya ditemukan tewas di sebuah gubuk di desa Jegong, Wilangan, Nganjuk pada 8 Mei 1993.

Menurut hasil otopsi Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk, Marsinah mengalami praktek penyiksaan yang brutal, seperti adanya tulang kelamin depannya hancur akibat tusukan benda runcing. Perutnya pun luka sedalam 20 centimeter serta selaput daranya robek.

Adanya keterlibatan pihak aparat keamanan pun semakin menguat, ketika merunut kronologi dari pembunuhan Marsinah. Akibat pemogokan buruh PT Catur Putra Surya yang dipimpin oleh Marsinah, beberapa kawannya kemudian dipanggil oleh Kodim Sidoarjo. Ketika Marsinah datang ke Markas Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan kawan-kawannya, ia pun lenyap dan pada 8 Mei 1993 ditemukan telah tewas dengan luka yang mengerikan.

Hingga saat ini, kasus pembunuhan Marsinah pun tidak pernah dituntaskan oleh negara dan menguap begitu saja.

Saat ini, 19 tahun kemudian, kaum buruh perempuan pun masih saja bergulat dengan permasalahan yang sama. Dalam kontrak-kontrak kerja, hak-hak buruh perempuan atas jaminan dan perlindungan reproduksinya hingga saat ini kadang diabaikan. Akibat sistem kerja kontrak dan outsourcing, relasi kerja menjadi semakin informal, meskipun tetap dijalankan oleh perusahaan resmi.

Akibatnya, buruh perempuan yang hamil dan melahirkan sama sekali tidak ditanggung oleh perusahaan. Bahkan, kehamilan sering dianggap sebagai penghambat produktifitas dan berpotensi menimbulkan resiko-resiko yang tidak dikehendaki di tempat kerja, sehingga kontrak kerja sering mencantumkan larangan untuk hamil selama batas waktu berlakunya kontrak. Buruh perempuan kemudian menjadi berlipat ganda ketertindasannya, karena masalah upah, sistem kerja dan hak-hak buruh perempuan yang tidak pernah diberikan oleh para pemilik modal.

Marsinah, sebagai buruh perempuan yang dengan gigih memperjuangkan hak kaum buruh, khususnya hak buruh perempuan, tentunya harus menjadi sosok panutan bagi seluruh rakyat pekerja di Indonesia. Dengan perjuangan Marsinah, beberapa tuntutan kesejahteraan buruh yang diperjuangkan olehnya, dapat kita rasakan saat ini. Maka sudah sepatutnya, cita-cita Marsinah untuk memperjuangkan kesejahteraan yang sejati bagi seluruh rakyat pekerja di Indonesia harus tetap dipelihara dan dijadikan 'amunisi' untuk menghancurkan rejim neoliberal yang selama ini berpihak kepada para pemilik modal.

Kondisi buruh perempuan jelas belum menunjukkan perubahan, pengorbanan Marsinah dalam memperjuangkan hak-haknya akan selalu menjadi panutan dan inspirasi bagi rakyat tertindas Indonesia, khususnya buruh perempuan, yang masih harus melawan kapitalisme dan patriarki beserta anteknya.

Maka dari itu, kami dari Konfederasi Serikat Nasional menyatakan sikap:

  1. Menyerukan kepada seluruh rakyat pekerja di Indonesia untuk memperjuangkan Marsinah sebagai Pahlawan Buruh Perempuan di Indonesia.
  2. Usut tuntas kasus pembunuhan Marsinah.
  3. Jadikan tanggal gugurnya Marsinah, tanggal 8 Mei, sebagai Hari Perjuangan Buruh Perempuan Indonesia.
  4. Bangun kekuatan politik alternatif dari seluruh elemen gerakan rakyat untuk menumbangkan rezim Neoliberal.

 

                                                        JAKARTA, 7 MEI 2012

                      DEWAN PIMPINAN PUSAT KONFEDERASI SERIKAT NASIONAL (DPP KSN)

                                            Presiden                    Wakil Presiden I

                                                ttd                                  ttd

                                       (Ahmad Daryoko)             (Muh. Irzan)

                                                          Wakil Presiden II

                                                                    ttd

                                                         (Mukhtar Guntur K)