Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menghijaukan Sektor Kelautan dan Perikanan
Oleh : Redaksi
Sabtu | 05-05-2012 | 11:03 WIB

NEW YORK, batamtoday - Dunia harus terus berupaya melindungi keanekaragaman hayati di laut dari praktik eksploitasi sumber daya perikanan (overfishing).

Hal ini terungkap dalam siaran pers Program Pembangunan PBB (UN Development Program,UNDP) pada akhir April 2012 lalu. UNDP juga menghimbau masyarakat untuk tidak membeli produk-produk yang bersumber dari industri perikanan yang tidak ramah lingkungan dan terancam kelestariannya (unsustainable).

“Sektor perikanan adalah sumber utama ekonomi masyarakat baik di negara maju maupun di negara berkembang,” ujar Andrew Hudson, Kepala Program Tata Kelola Perairan dan Kelautan UNDP dalam konferensi pers di markas besar PBB di New York. “Ikan menempati posisi penting dalam ekosistem dunia, kita harus terus waspada agar industri kelautan tetap produktif dan sehat pada masa datang.”

Menurut data PBB, sekitar 85% sumber perikanan dunia sudah sangat tereksploitasi (overexploited), menipis (depleted) atau baru pulih dari efek eksploitasi tersebut. Ekonomi dunia bisa memeroleh keuntungan sebesar US$50 miliar per tahun dengan melestarikan sumber daya perikanan dan mengurangi praktik eksploitasi semaksimal mungkin.

Hudson menekankan, konsumen dan sektor swasta berperan penting dalam menciptakan industri perikanan yang berkelanjutan (ramah lingkungan dan lestari). Namun peran dari nelayan, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat juga diperlukan untuk memromosikan praktik ini.

Beberapa perusahaan swasta sudah mulai menerapkan praktik guna mendukung terciptanya industri perikanan yang berkelanjutan ini. Whole Foods Market, peritel asal AS, baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan menjual makanan laut yang masuk dalam “daftar merah” (red rated) – yang kemungkinkan berasal dari praktik eksploitasi atau praktik yang merugikan makhluk laut yang lain. Mereka hanya akan menjual makanan laut yang memeroleh sertifikasi dari Marine Stewardship Council.

Dalam beberapa tahun terakhir, praktik eksploitasi perikanan telah mengganggu kelestarian banyak spesies ikan. Praktik eksploitasi ini terjadi di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Menurut data Departemen Kelautan dan Perikanan, pada 2003, ada dua wilayah pengelolaan perikanan (WPP) di Indonesia yang sudah mengalami eksploitasi berlebih yaitu selat Malaka dan laut Jawa.

Jika tidak ada upaya dari pemerintah dan masyarakat untuk melestarikannya, nelayan dan penduduk di sekitar dua WPP ini akan terus dirugikan. Pasokan produk perikanan yang segar dan sehat untuk penduduk akan semakin langka. Nelayan semakin sulit memeroleh ikan yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan ekonomi mereka. Saatnya menghijaukan sektor perikanan dan kelautan dunia dan juga Indonesia.