Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ketua MPR RI Minta Masyarakat Bergotong-royong Atasi Wabah Corona
Oleh : Irawan
Selasa | 17-03-2020 | 16:28 WIB
dikusi_mpr_corona.jpg Honda-Batam
Diskusi MPR Rumah Kabangsaan bersama Ketua MPR RI Bambang Soestya, Anggota BPIP Romo Benny Susetyo, mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, dan Pakar Komunikasi Effendi Gazali

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) minta seluruh pengusaha dan orang-orang yang memiliki rezeki berlebih untuk berbagi dan gotong-royong mengatasi virus corona, dengan membagi masker, hand sanitezer dan sebagainya bagi masyarakat, khususnya yang terdampak corona.

"Ini merupakan peluang dan saatnya mandiri dengan kekuatan kekayaan alam sendiri. Baik buah-buahan, obat-obatan dan tanaman berkhasiat. Sehingga tidak tergantung impor. Kalau semua kompak, gotong-royong, bersolidaritas menghadapi musibah ini maka bangsa ini akan mampu mengatasi dengan baik seklaigus buktikan kita ber-Pancasila," tegas Bamsoet di Kompleks MPR RI Senayan Jakarta, Selasa (17/3/2020).

Hal itu disampaikan Bamsoet dalam diskusi MPR Rumah Kebangsaan bersama Staff Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo, mantan komisioner KPK Saut Sitomorang, dan pakar Komunikasi UI Effendi Gazali.

Bamsoet memahami imbauan pemerintah agar bekerja dari rumah, tapi kalau terpaksa untuk kepentingan mencari nafkah dimana musibah ini tak boleh menjadikan ekonomi macet, maka tak masalah. Hanya semua harus waspada dan menjaga kesehatan dengan baik.

Sebab, warung, super market, pasar, kantor layanan masyarakat dan sebagainya harus buka untuk memenuhi kepentingan masyarakat.

"Terlebih para pengusaha yang selama ini mengambil keuantungan dari tanah air terketuklah hatinya untuk misalnya membantu masker, hand sanitezer, vitamin C ke masyarakat, Puskesmas, Rumah Sakit dan masyarakat yang terdampak," ujarnya.

MPR tak ingin kondisi ini seperti di China, Italia, dan negara lain yang melakukan lockdown dan dimana warganya yang keluar rumah ditangkap.

"Jadi, inilah saatnya para pengusaha bangkit dan mulai bisnis rempah-rempah aseli Indonesia untuk jamu dan obat-obatan. Seperti jahe, kunyit, kencur dan sayuran lainnya sehingga kondisi ini menjadi berkah untuk atasi corona," pungkasnya.

Pakar komunikasi politik UI Effendi Ghazali berpendapat jika Pancasila bisa menjadi sosial dan self lockdown, kontrol sosial dan diri sendiri untuk menyadari kepentingan bersama dalam menghadapi corona.

Kondisi ini menjadi ujian bagi semua pimpinan bangsa ini untuk bersama-sama menghadapi musibah kemanusiaan ini.

"WHO sendiri mengakui tak bisa mengantisipasi semua corona. Karena itu, tak perlu menyembunyikan fakta, namun juga tak boleh memberi police line, apalagi menjauhkan penderita corna dari masyarakat karena akan memberikan stigma negatif. Justru harus cepat diobati dan diselamatkan," tegas Effendi Ghozali.

Lebih lanjut Effendi mengakui jika pemerintah agak terlambat mengantisipasi corona ini, karenanya harus dipercepat dengan segala bentuk pencegahan dan pengobatannya.

"Yang terpenting bagi media harus sama-sama menghindari berita-berita yang mengandung konflik, saling menyalahkan, provokatif, dan tidak memberi optimisme mengahadapi corona ini. Tapi, kalau ada fakta harus mengedepankan fakta," katanya.

Sementara itu Romo Benny mengatakan corona ini sebagai momemtum bersama untuk saling gotong-royong, berbagi, perlu teladan para elit bangsa ini dan pola hidup sehat dengan mengonsumsi buah-buahan dan rempah-rempah dari tanah air sendiri.

"Jangan memberikan kekhawatiran berlebihan misalnya dengan corona ini ekonomi akan guncang, akan terjadi resesi dunia dan sebagainya. Bahwa kita bisa mengatasi penyakit ini sama halnya dengan SARS. Kita banyak dokter yang hebat. Jadi, tak perlu khawatir berlebihan," katanya.

Ia berharap Pancasila benar-benar diamalkan dalam menghadapi corona ini.

"Kita optimis dengan menjaga persatuan dengan sama-sama memuliakam manusia, maka kita akan dimulaikan Tuhan, sehingga iman dan perbuatan harus satu. Media juga harus beritakan yang positif bukan memberi kepanikan masyarakat," pungkasnya.

Editor: Surya