Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertamina-Petronas Teken Perjanjian Jual-Beli Minyak Mentah Senilai Rp 6,8 Triliun
Oleh : Redaksi
Rabu | 19-02-2020 | 12:04 WIB
pertamina13.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Pertamina.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan Petronas menyepakati perjanjian pemasokan minyak (supply agreement) dengan nilai sekitar US$500 juta atau Rp 6,8 triliun (asumsi kurs Rp 13.700 per dolar AS).

"Kerjasama di sektor migas ini juga akan membuka peluang kerjasama di sektor keuangan untuk penggunaan mata uang lokal dan pembayaran dengan skema offset sehingga mengurangi kebutuhan valas untuk membantu penguatan nilai rupiah," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan resmi, Rabu (19/2/2020).

Bulan ini, kedua perusahaan minyak itu menandatangani Perjanjian Framework Jual Beli Minyak Mentah 2020. Penandatanganan Perjanjian dilakukan oleh Maria Rohana Nellia, Direktur PT Pertamina Malaysia EP dan Shahmsul Bahari Salleh, CEO Petco Trading Labuan Co Ltd.

Fajriyah mengungkapkan penandatanganan kerja sama ini merupakan salah satu rangkaian kerja sama dari kesepakatan yang telah ditandatangani kedua perusahaan pada Februari 2019 antara kedua perusahaan. Kerja sama itu bertujuan membangun kolaborasi lebih kuat dan kemitraan jangka panjang yang memberikan benefit bagi kedua belah pihak.

"Kerja sama ini sebagai bagian dari upaya Pertamina untuk meningkatkan ketahanan energi nasional melalui optimalisasi supply chain minyak mentah yang efisien oleh kedua belah pihak," ujarnya.

Dengan kerja sama, kedua perusahaan dapat bersinergi untuk mensuplai hasil produksi minyak mentah ke kilang domestik di masing-masing negara yang secara geografis lebih dekat dengan sumber kargo sehingga lebih efisien logistiknya.

Sebagai catatan, Pertamina memiliki ladang minyak di Malaysia. Di saat yang sama, Petronas juga memiliki ladang minyak di Indonesia.

"Pertamina saat ini sedang melakukan optimalisasi kilang serta pembangunan megaproyek RDMP dan GRR, sehingga kerjasama ini memiliki nilai strategis untuk pengembangan bisnis di masa depan," imbuh Fajriyah.

Menurutnya, kedua perusahaan juga telah membuka akses informasi produk di masing-masing negara. Misalnya untuk kebutuhan impor bensin RON 88 di Indonesia yang mencapai 6 juta barel per bulan, Petronas menyampaikan kemampuan suplai ke Indonesia dengan potensi mencapai 600 ribu barrel per bulan dari ekses kapasitas produksi bensin kilang Malaysia saat ini.

Ke depan, kedua belah pihak sepakat untuk terus mencari peluang kerjasama dan secara bertahap diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi migas. Potensi kolaborasi lainnya dari kedua perusahaan mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp13,7 triliun.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha