Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terkait Tewasnya Sarinah Saat Longsor di Jodoh

Buat Laporan ke Mabes Polri, Edy Susilo Dituding Cari Sensasi
Oleh : Romi Chandra
Senin | 27-01-2020 | 17:28 WIB
amir-ipar-sarinah.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Amir Jamal, adik ipar Sarinah (korban tewas saat longsor di belakang Pasar Induk Jodoh). (Foto: Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Persoalan pergeseran tanah yang menyebabkan longsor di kawasan kampung belakang Pasar Induk, RT 004/RW 004 Kelurahan Tanjunguma, Kecamatan Batuampar, Kota Batam, Minggu (29/12/2019) lalu, kini mencuat kembali ke permukaan.

Hal itu terjadi setelah seorang pria yang mengaku sebagai Ketua Umum Badan Pemantau Kebijakan Pendapatan Pembangunan Daerah Kepri, bernama Edy Susilo, melayangkan laporan ke Mabes Polri.

Dalam laporan yang dibuat, salah satu poin meminta agar mengusut tuntas kematian salah satu warga bernama Sarinah (48), yang menurutnya diduga korban pembunuhan, akibat longsornya tanah tersebut.

Namun hal itu justru disesalkan pihak keluarga Sarinah. Seperti diakui Amir Jamal, adik ipar Sarinah yang ditemui pewarta di kawasan Batuampar.

Sejak peristiwa tersebut hingga kini, pihaknya tidak pernah menuntut apapun. Namun tiba-tiba ada yang membuat laporan hingga ke Mabes Polri.

"Di sini, saya yang bertanggungjawab dan menjadi ahli warisnya. Suaminya berada di Selat Panjang. Sejak kejadian, saya yang mengurus semua prosesi pemakamannya," aku Amir, Senin (27/1/2020).

Ia juga mengaku tidak pernah didatangi LSM atau siapapun untuk menanyakan apakah ada beban dari keluarga atau tidak? "Saya juga kaget kok tiba-tiba ada orang mengungkit-ungkit lagi. Padahal kami pihak keluarga tidak pernah ditemui, dan langsung saja membuat laporan dan mengatakan kakak ipar saya dibunuh. Itu mengada-ada," sesalnya.

Ditambahkan, jika memang mau membantu, seharusnya datang dulu kepada keluarga dan baru dikordinasikan seperti apa. "Intinya keluarga tidak pernah menuntut dan tidak pernah menyuruh orang membuat laporan. Kakak ipar saya meninggal karena sakit, bukan dibunuh, ataupun tertimbun longsor," tegasnya.

Amir juga menjelaskan, Sarinah memiliki riwayat sakit kencing manis atau diabetes. Bahkan 10 hari terakhir sebelum kejadian, dia sudah tidak sanggup berjalan.

"Kami suruh berobat, dia (Sarinah) tidak mau. Jadi meninggalnya karena sakit," urainya.

Ia juga sangat menyayangkan kenapa baru sekarang ada yang berkoar membela kepentingan masyarakat, padahal kejadian sudah sebulan lalu. "Saat kejadian kenapa tidak muncul? Ini sudah sebulan baru berkoar. Padahal pas kejadian saya cukup susah mengurusnya, ditambah lagi dengan keterbatasan biaya," kesal Amir.

Amir juga meminta kepada siapa saja, jangan mengungkit-ungkit lagi masalah ini. Pihak keluarga, kata dia, sudah menerima dengan ikhlas atas kepergian Sarinah.

"Kakak ipar saya sudah tenang di sana, jadi jangan diungkit-ungkit lagi. Apalagi ada yang memanfaatkan situasi menganengatasnmakan masyarakat," pungkasnya.

Editor: Gokli