Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lembaga Keanekaragaman Hayati Baru Terbentuk
Oleh : Dodo
Senin | 23-04-2012 | 12:49 WIB

PANAMA, batamtoday - Lembaga Kerjasama Antarpemerintah bidang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem terbentuk kemarin (22/4/2012) di Panama. 

Intergovernmental Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) adalah lembaga independen yang berupaya mengatasi kerusakan ekosistem dengan cara memasok data-data ilmiah penting bagi para pembuat kebijakan. 

Kota Bonn di Jerman akan menjadi markas pertama IPBES. Lembaga ini memerkenalkan pendekatan baru untuk mengisi kesenjangan kebutuhan atas data-data ilmiah yang akurat, dengan cara menghubungkan secara langsung para pembuat kebijakan dengan komunitas ilmiah. 

“Hari ini adalah hari kemenangan keanekaragaman hayati,” ujar Robert Watson yang memimpin pertemuan ini sebagaimana dikutip dalam situs Program Lingkungan PBB (UNEP) hari ini. “Lebih dari 90 negara menyetujui terbentuknya lembaga kebijakan ilmiah yang akan memasok pengetahuan dan kapasitas untuk melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati,” ujarnya. 

Data International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebutkan, kerusakan keanekaragaman hayati adalah krisis paling serius di dunia yang harus segera diatasi. Ancaman kepunahan spesies saat ini diperkirakan meningkat 1.000 hingga 10.000 kali lebih tinggi dibanding kondisi normal. 

Penyebab utama dari naiknya ancaman ini adalah peralihan lahan alami menjadi lahan pertanian dan perkotaan yang memicu kerusakan ekosistem tanaman dan hewan liar, mencemari air dan tanah dalam skala yang tidak terbayangkan. 

Menurut laporan Geo 5 dari Program Lingkungan PBB, lebih dari duapertiga kelompok spesies dunia terancam punah. Populasi spesies terus turun sejak 1970. Populasi vertebrata berkurang hingga 30%. Tingkat perubahan dan kerusakan ekosistem alami mencapai 20%. Perubahan iklim adalah salah satu penyebabnya. 

Dan menurut laporan WWF berjudul “Living Planet Report”, dari 1970 hingga 2007, tingkat kesehatan bumi atau Living Planet Index telah turun 30%. Semua data di atas semakin menguatkan negara-negara di dunia untuk membentuk lembaga ini.