Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Empat Tahun Dianiaya Majikan, PRT Masuk Rumah Sakit
Oleh : Gokli/Dodo
Sabtu | 21-04-2012 | 10:41 WIB

BATAM, batamtoday - Pembantu rumah tangga (PRT) yang mengalami penganiayaan oleh majikan selama empat tahun, Nurhaida alias Ima (18) terpaksa masuk rumah sakit lantaran terserang penyakit TBC akibat penganiayaan yang dialaminya. Kini, gadis muda ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Batam. 

Ima, gadis remaja asal Kuala Enok, Sungai Laut, Tembilahan mengaku sudah menjalani perawatan di RSUD sejak Sabtu pekan lalu. Kini, kondisi fisiknya sudah mulai membaik, setelah cairan di paru-parunya dikeluarkan melalui operasi. 

"Sudah mendingan mas, sekarang sudah bisa makan. Tapi, badan saya masih sakit semua," kata Ima di RSUD, Sabtu (21/4/2012) siang. 

Diceritakannya, dia sudah menjadi PRT sejak umur 14 di rumah majikannya, Bida Asri, Batam Center yang disebut rumahnya Ronald dan Melda. Selama itu ijuga, Ima tak pernah deberikan gaji dan kerap kali mendapat perlakukan yang keras dari sang majikan. 

"Saya kerja di rumah Ronald sejak umur 14 tahun. Dulu saya dikenalkan oleh Abi teman sekampung. Kemudian, saya dijemput oleh Ronald dari kampung," jelasnya. 

Ima juga mengaku sudah tak punya ibu, dan ayahnya juga sudah menikah dengan orang lain. Karena kehidupan ekonomi yang tak mampu, akhirnya Ima mau menjadi PRT setelah ditawari oleh Abi. 

"Seperti itu awalnya mas. Dulu saya ditawarin gaji Rp300 ribu per bulan, tapi sampai saya kabur karena tak tahan siksaan Februari lalu, gaji itu tak pernah saya terima sampai sekarang," katanya sambil meneteskan air mata. 

Karena tak tahan dengan siksaan, akhirnya Ima memutuskan untuk kabur tengah malam. Saat itu, dia nginap di sebuah surau yang letaknya tak jauh dari rumah majikannya itu. Selanjutnya, Ima bertemu dengan wanita yang disebut bernama Siti. Lantas, Siti kemudian menyerahkan dia ke seorang wanita yang disebut bernama Lina karena melihat kondisi Ima saat itu sudah semakin parah. 

Dikatakan Ima, Lina yang sempat menampung dia merupakan warga Batam Center bersama Dian anak angkatnya yang merawat Ima sampai sekarang di RSUD, Batam. 

"Awal saya ketemu Ima, kondisinya sangat buruk. Sekujur tubuhnya banyak bekas luka dan batuk-batuk," kata Dian. 

Dian menceritakan, Ima sempat menginap di rumahnya selama empat hari. Dan selama itu juga Ima terus meminta supaya Dian mencarikan pekerjaan buat dia untuk mendapatkan ongkos pulang kampung. 

"Memang saya tak tega melihat kondisi dia (Ima-red.), akhirnya saya suruh kerja di salon. Sempat kerja satu hari, tapi kata orang salon itu batuknya sudah semakin parah dan kondisinya semakin buruk," papar Dian. 

Merasa kasihan, Dian membawa Ima untuk periksa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK). Tapi, biaya perobatan cukup mahal, akhirnya dibawa ke RSUD dengan harapan biayanya bisa gratis. 

"Ima langsung dioperasi setelah di RSUD. Kata dokter Ima positif mengidap TBC," sebut Dian. 

Biaya perobatan Ima di RSUD akhirnya bisa ditanggung oleh Dinsos Batam, itu pun berkat permintaan dari Komisi Pengawas dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri. 

"Setelah menjalani perawatan, kondisi Ima sudah membaik, biaya pembelian obat dari luar kami yang tanggung," jelas Eri Syahrial, Komisioner KPPAD, Kepri di RSUD. 

Terkait dugaan penganiayaan yang dialami oleh Ima, kata Eri sudah dilaporkan ke Mapolreta Barelang oleh KPPAD, Senin (16/4/2012) lalu. 

"Setelah kita lapor, Kamis (19/4/2012) sudah di BAP dan kasus ini sudah ditangani unit PPA Polresta Barelang," terang Eri.