Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menristek Luncurkan Buoy Pendeteksi Tsunami dan Alat Pendeteksi DBD
Oleh : Redaksi
Kamis | 12-12-2019 | 15:16 WIB
buoy_tsunami_brin.jpg Honda-Batam
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro saat Pelepasan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya III Program Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina TEWS) di Denpasar, Bali

BATAMTODAY.COM, Denpasar - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meluncurkan Indonesian Tsunami Buoy atau InaBuoy yang mengirimkan peringatan tsunami kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui satelit dalam hitungan detik.

Menristek/Kepala BRIN berharap masyarakat dan nelayan tidak merusak atau melakukan tindakan vandalistik terhadap InaBuoy yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini, mengingat mereka yang merusak InaBuoy ini justru dapat menjadi korban apabila tsunami tidak terdeteksi.

"Kita berharap masyarakat, siapapun yang kebetulan sempat melihat buoy dari jauh bisa menilai bahwa buoy ini bisa menyelamatkan nyawa orang-orang dan nyawa manusia Indonesia lain, terutama yang hidup di daerah rawan bencana," ungkap Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro saat Pelepasan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya III Program Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina TEWS) di Denpasar, Bali, Rabu (11/12/2019) dalam rilisnya.

"Sebenarnya merusak aset negara itu hukumnya pidana, masalahnya tidak ada yang tahu siapa yang merusak karena letaknya jauh di tengah laut, tetapi yang menjadi korban dari tindak vandalisme atau perusakan tersebut, ternyata bukan sebagian kecil orang, tapi justru orang yang kemudian menjadi korban dari tsunami yang terjadi setelah kejadian Aceh. Ada pernah di Jawa Barat, dekat Pangandaran. Yang kita tahu persis ada di Sulawesi Tengah, yang terlihat juga akibat kurangnya early warning tadi," ungkap Bambang.

InaBuoy generasi terbaru ini dilengkapi sensor yang mendeteksi tekanan air bawah laut yang akan dilaporkan melalui beberapa satelit ke BPPT dan BMKG dalam hitungan di detik. InaBuoy akan dipasang secara bertahap di seluruh Indonesia. Pada 2019 empat InaBuoy akan dipasang di Pelabuhan Benoa (Bali), Pantai Selatan Jawa Timur, Pantai Selatan Jawa Tengah, dan Selat Sunda. Pada tahun depan, 20 InaBuoy akan disiapkan BPPT untuk dipasang di sekitar Ambon, Sulawesi, dan Papua serta daerah patahan megathrust yang rawan tsunami lain.

Alat pendektsi DBD
Setelah meresmikan InaBuoy di atas Kapal Riset (KR) Baruna Jaya III di Pelabuhan Benoa Bali, Menristek/Kepala BRIN kemudian menyaksikan Serah Terima hasil inovasi lain dari BPPT kepada PT. Kimia Farma, yaitu Kit Rapid Test Dengue, yang dapat mendeteksi penyakit demam berdarah dengue (DBD) dalam waktu satu hari.

"Biasanya kalau ke dokter, dokter meminta dua tiga hari untuk melihat bagaimana perkembangan demamnya, sedangkan ini kita berupaya untuk dalam sehari sudah ketahuan bahwa ini demam berdarah atau bukan," ungkap Bambang.

Alat ini bisa menjadi solusi supaya treatment yang diberikan kepada penderita bisa menjadi cepat dan tepat sasaran. Menristek/Kepala BRIN berharap masyarakat dapat menggunakan kit atau alat pendeteksi demam berdarah ini ketika terjadi demam tinggi, mengingat kebanyakan korban meninggal dunia dari DBD terjadi karena trombosit dalam darah menurun secara drastis tanpa diberi perawatan yang sesuai.

"Jangka waktu terkena demam berdarah itu menjadi sangat krusial. Selama ini fatalitasnya terjadi gara-gara keterlambatan. Dengan alat ini dalam waktu singkat, satu hari dapat dideteksi apakah demam yang dirasakan itu demam biasa atau demam berdarah," ungkapnya.

Kit Rapid Test Dengue ini sudah dihilirkan oleh BPPT dan akan dikomersialkan oleh PT. Kimia Farma. Menristek/Kepala BRIN berharap PT. Kimia Farma dapat menyebarluaskan kit tersebut sehingga jumlah korban DBD berkurang dengan adanya alat deteksi dini penyakit tersebut.

"Penemuan ini sudah dihilirkan dan akan diproduksi dalam skala luas oleh perusahaan, dalam hal ini PT Kimia Farma. Ini inovasi yang bisa dikomersialkan atau diperluas dalam bentuk produksi, akan menjadi upaya kita seterusnya," ungkap Menristek/Kepala BRIN.

Turut hadir dalam kesempatan ini Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza serta para deputi BPPT, Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Dody Usodo Hargo Suseno, perwakilan direksi PT Kimia Farma, Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT (operator Kapal Riset Baruna Jaya milik BPPT) Muhammad Ilyas, Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK) BPPT Bali, Tjahjo Juwono Djatmiko Adi, dan serta para pegawai BPPT.

Editor: Surya