Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sambil Ditodong Pistol, Frans Dianiaya Orang Tak Dikenal
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Senin | 16-04-2012 | 16:18 WIB
korban-penculikan.gif Honda-Batam

Frans saat mendapatkan perawatan usai diculik dan dianiaya OTK.

BATAM, batamtoday - Frans Tiwow (35), hanya bisa terbaring lemah di salah satu ruangan di rumah sakit swasta di Batam, usai menjadi korban penculikan dan penganiayaan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK), pada Sabtu (14/4/2012) sekitar pukul 10.00 WIB. 

Menurut keterangan korban kepada batamtoday, kejadian tersebut berawal ketika dirinya dihubungi oleh kenalannya, Stenny Tinny Poluan alias Tini untuk bertemu di Teras Cafe, Baloi dan ajakan itu dipenuhi korban dengan mendatangi tempat tersebut. 

Sesampai di Teras Cafe, korban langsung bertemu Tini dan beberapa orang temannya yang sudah menunggu di sana. Tak lama setelah ngobrol dengan Tini, korban langsung ditarik teman-teman Tini dan disekap bahkan sempat ditodong dengan senjata api (Senpi). 

"Tiba-tiba saya dirangkul oleh teman-teman Tini untuk ikut bersama mereka naik ke mobil. Saya sempat melawan tetapi mereka langsung menodongkan pistol di leher saya dan kemudian menutupi wajah saya dengan kain," ujar Frans kepada batamtoday, Senin (16/4/2012). 

Frans berusaha melawan dan meronta, namun karena kalah banyak saya akhirnya diseret mereka masuk ke dalam mobil. Meski sempat melawan dan berteriak minta tolong, tapi tak seorangpun yang membantu Frans kala itu. 

"Yang saya ingat mobil itu sejenis mobil Avanza ataupun Xenia dan sejenisnya, warnanya hijau muda. Saya sangat tertekan waktu itu dan dalam keadaan terdesak sekali," lanjutnya. 

Frans menambahkan, sesampai di dalam mobil dirinya disuruh mengaku atas provokasi yang dilakukannya terhadap rencana pembatalan pernikahan antara Tini dan Soleman Malimongan, namun korban tak mengakui kalau dirinya bukan provokator dalam aksi itu. 

"Saya tak mengakui tuduhan tersebut, dan akibatnya saya langsung diketok dengan menggunakan senjata api di kepala dan dipukuli sama mereka," terang Frans. 

Selama di dalam mobil, korban mengalami banyak pukulan dari sekelompok OTK tersebut. Bahkan korban sempat diancam akan dibunuh dengan senpi dan kemudian dibuang ke laut. 

"Kamu kira kami main-main untuk menghabisi kamu, ini lihat buktinya," ujar Frans menirukan perkataan pelaku sambil menunjukan peluru yang mereka punya. 

Akhirnya mobil yang ditumpangi berhenti di suatu tempat yang korban tak tahu keberadaan tempat itu, dan sekali lagi korban dipaksa untuk mengakui provokasi yang dilakukannya terhadap rencana pernikahan Tini. Namun korban tetap tak mengakui apa yang dituduhkan kepada dirinya itu. 

Mungkin karena kesal dengan jawaban korban, pelaku langsung meletuskan dua kali tembakan ke udara tepat di sisi telinga kanan dan kiri korban. 

"Saya kira mereka menghabisi nyawa saya dengan tembakan itu, saya sudah pasrah sekali dan tertekan saat itu. Namun ketika saya meraba tubuh saya ternyata saya masih hidup," lanjut korban. 

Di saat tertekan dan syok itu, akhirnya korban terpaksa mengakui sebagai provokator di balik rencana pembatalan pernikahan Tini walaupun bukan korban orang tersebut. 

"Saya terpaksa mengakui itu meski saya bukan orangnya, itu demi nyawa saya agar tak terancam dibunuh. Sesudah itu mereka tak lagi menyiksa saya lagi," tambanya. 

Sesudah korban mengakui itu, dirinya dipaksa untuk mengakui perbuatan yang telah dilakukannya kepada pendeta di Gereja Adven Baloi Blok IV, tempat pernikahan Tini dilangsungkan. 

"Saya kemudian diturunkan ke Gereja Adven Baloi, Blok IV Sabtu dini hari sekitar jam 1.00 WIB untuk mengakui hal itu kepada pendeta," katanya lagi. 

Atas peristiwa yang telah dialaminya itu, korban lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Barelang, Sabtu (14/4/2012) sekitar pukul 11.00 WIB dan laporannya tertuang dalam LP-B /321/IV/2012/ Kepri- SPK Polresta Barelang. 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Yos Guntur ketika dikonfirmasi batamtoday membenarkan telah terjadi laporan penganiayaan dan penculikan tersebut dan kasunya sedang dalam penyelidikan. 

"Laporannya telah kita terima dan kasusnya sedang kami kembangkan," ujar Yos singkat.