Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengusaha Horecaba Dorong Pertumbuhan Industri Kuliner di Tengah Tantangan Global
Oleh : CR-1
Minggu | 03-11-2019 | 10:32 WIB
Bgsr.jpg Honda-Batam
Kegiatan industri bakery. (Foto: CR-1)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pengusaha perlengkapan Horecaba (hotel, resto, catering dan bakery) menilai perlunya pertumbuhan industri dalam negeri, termasuk sektor industri barang konsumsi, khususnya subsektor makanan dan minuman.

Paska terbentuknya tim ekonomi, Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, berhadapan dengan tantangan eksternal ekonomi global yang tidak menentu.

"Pemerintah harus mendorong konsumsi untuk dongkrak ekonomi lesu. Salah satunya pasar industri roti, bakery, kue di Indonesia. Tingkat konsumsi roti di Indonesia per kapitanya masih di bawah rata-rata ASEAN," ujar Vera Umbara (Yu Zhenzhen), salah satu pengusaha Horecaba Indonesia.

Berdasarkan data Euromonitor, pertumbuhan pasar industri roti Indonesia 13,3 persen rata-rata gabungan selama 2010-2015 dengan konsumsi 2,3 kg per kapita. Konsumsi tersebut di bawah rata-rata Asean. Thailand (2,4 kg), Malaysia (7,6kg) dan Singapura (9,7kg).

"Kita mendorong pemanfaat potensi dalam negeri, terutama tingginya permintaan konsumsi produk bakery dari tahun ke tahun. Secara simultan, UKM (usaha kecil dan menengah) juga didorong. Contohnya Singapura, pada saat (pemerintah) butuh uang, great sales dibuat jor-joran. Semua orang partisipasi, efek domino terjadi," kata Vera.

Perkembangan yang pesat pada industri dan bisnis roti/bakery disebabkan karena tingginya permintaan dari tahun ke tahun. Pada saat ini, bakery bukan hanya dilihat sebagai makanan sampingan, melainkan sudah menjadi makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Pola hidup masyarakat perkotaan terutama Jakarta yakni pergerakan yang cepat. Di kalangan remaja dan anak-anak, produk bakery mulai bisa menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama.

"Kalau industrinya tumbuh, otomatis peluang kerja semakin terbuka. Industri bakery pasti butuh perlengkapan, misalkan mixer, oven listrik, oven gas dan berbagai jenis alat dapur lainnya," lanjut Vera lagi.

Perusahaan penyedia perlengkapan, Horecaba seperti Guataka juga menyediakan ukuran dari skala UKM sampai industri besar. Skala UKM juga biasanya melibatkan ibu-ibu rumah tangga. Sehingga mereka tidak menganggur, melainkan punya kegiatan dengan skala industri rumahan. Mereka bisa membuat roti sambil menopang ekonomi keluarganya. Semuanya butuh mesin, perlengkapan.

Karena itu, produsen tepung terigu swasta nasional Indonesia, Bogasari Baking Center (BBC) menginovasi dan mengembangkan keahlian pembuatan aneka makanan berbasis terigu. Hal ini sebagai langkah awal wirausaha dan industry rumahan pembuatan roti, kue di beberapa kota di seluruh Indonesia.

Pengetahuan dasar mengenai pengolahan makanan yang benar diberikan secara lengkap melalui kegiatan pelatihan teori (20 persen). Selain itu, peserta pelatihan di BBC juga berpraktik langsung atau hands on method (80 persen).

"Dunia masak memasak termasuk pembuatan roti, kue menjadi pilihan usaha terbaik di tengah kondisi usaha, perekonomian lesu seperti sekarang ini. Makanan tidak terpisahkan dari gaya hidup modern dan digital," kata Vera mengakhiri.

Editor: Dardani