Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sorot Politik, Lirik Jamrud Tetap Vulgar
Oleh : Redaksi/Tempo.Co
Sabtu | 07-04-2012 | 15:53 WIB
krisyanto.jpg Honda-Batam

Krisyanto, vokalis Jamrud.

YOGYAKARTA, batamtoday - Ciri khas kelompok Jamrud adalah lirik lagu blak-blakan terhadap potret realitas kehidupan masyarakat, khususnya gaya hidup urban.  

“Kami sempat mendapat kecaman karena lirik kami selama ini dinilai terlalu vulgar,” kata gitaris Jamrud 'Azis' Mangasi Siagian kepada Tempo di Yogyakarta Jumat, 6 April 2012. 

Ekspresi lirik kelompok yang mencuat dengan tembang andalan seperti Surti-Tedjo, Putri, dan Telat 3 Bulan itupun sempat membuat Jamrud mendapat kecaman dari elemen masyarakat. Lirik ketiga lagu itu terlalu vulgar dan dianggap merusak tatanan nilai kesantunan. 

Azis yang merupakan pencipta mayoritas lagu-lagu Jamrud menuturkan generasi kini bukan generasi buta dan buntu akses informasi dan realitas sekitarnya. Jamrud mencoba menyesuaikan perubahan jaman lewat cara terbuka dan blak-blakan demi memotret realitas. “Buat apa kami membawakan lagu untuk sesuatu yang tak terjadi,” kata dia. “Realitas memang begitu, kami nggak mau tutupi itu.” 

Kecaman sempat datang misalnya untuk lagu Surti-Tedjo dari album Ningrat (2000). Jamrud menceritakan secara gamblang perubahan gaya hidup seorang pemuda desa yang setelah merantau di kota kemudian mengenal gaya hidup west style dengan seks bebasnya.  

“Kami angkat realitas itu bukan untuk jadi pahlawan atau berikan solusi,” kata dia. “Kita ingin kembalikan lagi potret itu untuk mereka pilih, terserah.” 

Tapi Jamrud tetap blak-blakan dalam lirik lagu album terbaru mereka Energi + dari Bumi dan Langit. Album ini diluncurkan dalam konser perdana di Yogyakarta Sabtu 7 April 2012. Bedanya, album baru Jamrud lebih serius. “Kami soroti juga politik yang makin ngawur sekarang, tapi tetap dari perspektif masyarakat awam,” kata dia.  

Misalnya lagu Devil Wear Batik. Jamrud menyoroti para politisi yang suka cari aman untuk posisinya dan rajin membangun citra. Musisi berambut panjang ini menambahkan generasi saat ini adalah generasi yang harus bertahan sendiri. Mereka harus bertahan dari serbuan nilai-nilai luar yang terus masuk lewat media seperti televisi dan internet.  

Model menggurui dan berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa dengan perubahan dinilai tak akan membuat persoalan pencarian identitas masa remaja rampung. “Kami ngga punya tujuan memperbaiki atau menggurui. Kami hanya ingin terbuka,” kata Aziz.