Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jaga Ketersediaan Suplai Kebutuhan Air Baku

Anggota DPD Kepri Dukung Pembangunan Bendungan Baru di Batam dan Bintan
Oleh : Irawan
Minggu | 01-09-2019 | 17:04 WIB
Haripinto-yes31.jpg Honda-Batam
Anggota DPD RI Harpinto Tanuwidjaja asal Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Tidak adanya kandungan air tanah di Kota Batam, keberadaan bendungan menjadi sangat vital. Saat ini Batam memiliki delapan bendungan yang menyuplai kebutuhan air baku di daerah tersebut.

Hal itu disampaikan Anggota DPD RI Harpinto Tanuwidjaja asal Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (1/9/2019).

"Namun seiring dengan terus bertambahnya penduduk dan aktivitas industri di Batam, sejak 2016 keberadaan delapan bendungan tersebut tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan air baku di Batam," kata Harpinto.

Anggota Komite II DPD RI ini menilai, akibat faktor sedimentasi, saat ini hanya tinggal lima bendungan saja yang masih benar-benar berfungsi dengan kapasitas tinggal 50-70 persen dari kapasitas normalnya.

"Bendungan-bendungan tersebut perlu segera dinormalisasi agar kapasitas tampungnya dapat kembali seperti semula. Selain itu perlu dibangun bendungan baru untuk menambah kapasitas yang sudah saat ini," katanya.

Proyek Bendungan Sei Gong di Sijantung, Kecamatan Galang Kota Batam saat ini, sudah rampung dan diharapkan dapat menambah pasokan air baku di Kota Batam.

Begitupun, masih diperlukan bendungan baru lagi untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kepri khususnya di Pulau Batam dan Pulau Bintan.

"Karena meskipun sudah ada penambahan Bendungan Sei Gong, kapasitasnya masih belum dapat menutupi defisit kebutuhan air baku di Pulau Batam dan Bintan, terlebih pada saat musim kemarau," katanya.

Rencana Kementerian PUPR untuk menambah satu lagi bendungan, yakni proyek pembangunan Bendungan Busung yang berada di di Pulau Bintan, diharapkan dapat menghasilkan 4.000 liter per detik, atau kurang lebih sepuluh kali lebih besar dari kapasitas bendungan Sei Gong.

"Air dari bendungan tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan air baku di Pulau Bintan dan Pulau Batam," katanya.

Namun, tetap diperlukan antisipasi dan perencanaan yang berorientasi jangka panjang, agar bendungan yang dibangun tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan air baku dalam jangka pendek (5-10 tahun ke depan), tetapi juga untuk menjamin kebutuhan jangka panjang (50-100 tahun ke depan).

Editor: Surya