Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Budaya Pop Negeri Jiran

Ketika Post-Rock Menjelma Jadi 'Nirmala' Gadis Cantik Keturunan India
Oleh : Hendra
Minggu | 05-05-2019 | 12:04 WIB
nirmala_bnd_malayisa.jpg Honda-Batam
Personil grup Band Nirmala asal Johor Bahru, Malaysia (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dalam bahasa sansekerta, Nirmala berarti tak tercela, suci, bersih dan tak bernoda. Terminologi itulah dasar yang memperkokoh dibentuknya unit band post-rock asal Johor Bahru, Malaysia bernama Nirmala.

Band ini terdiri dari 4 personil dengan dengan kematangan konsep dan kesamaan hobi juga orientasi dalam bermusik. Digawangi oleh Jibin dan Bin yang memainkan gitar, Apek pada bass, dan Ipul pembetot drum. Pada masa sebelumnya mereka telah cukup malang-melintang dalam skena 'underground' di Malaysia.

Hingga kejenuhan akan musik yang mereka mainkan sebelumnya, dan tingkat kedewasaan yang terus tumbuh pada penghujung 2016 mereka membentuk Nirmala.

Asal mula kata 'nirmala' mereka temukan dalam sebuah film komedi klasik legendaris negeri Jiran yang dibintangi oleh P Ramlee, di mana dalam film itu terdapat seorang perempuan bernama Nirmala, gadis keturunan India.

"Sosok ini cantik, tapi bukan seorang yang famous (terkenal), dan karena itulah kita memilih namanya, karena saat itu gaung post-rock juga tidak seterkenal sekarang. Spirit kita dari sana," ujar Apek saat dijumpai BATAMTODAY.COM di salah satu mini artspace bernama Lokasuara. Sabtu (04/05/2019).

Nama tersebut menjadi langkah awal mereka hijrah menuju post-rock dan meninggalkan kejenuhan akan Emo-hardcore di periode sebelumnya. Ketidak terkenalan sosok Nirmala dan post-rock di negeri Jiran saat itu, serta spritualitas makna dari sebuah nama membuat mereka komit terus melangkah hingga sekarang.

"Post-rock bagi kita itu ibarat hal yang bersih dan suci, tidak ternodai. Musik kita tidak memiliki vocal hanya instrumental saja, karena kita ingin setiap orang fokus pada satu sisi emosional musik, dan memaknainya dengan bebas tanpa terpaut interpretasi lirik," jelas Apek.

"Post-rock bagi kami musik yang sangat instrumental, bagi Nirmala itu semacam ledakan di langit, dan bersama Nirmala kita ingin embrace our history (merangkul sejarah kita)," tambah Jibin.

Di Johor Bahru sendiri, Ipul mengatakan post-rock telah mulai mendapatkan gaungnya, band post-rock juga telah mulai banyak bermunculan seiring dengan perkembangan musik indie di Malaysia yang telah mulai naik kepermukaan bersaing dengan band mayor.

"Bahkan kita sendiri telah menelurkan dua album, dan sekarang sedang perencanaan album ke-3, tentunya tetap dengan konsep DIY," terang Jibin.

"Intinya kita hanya ingin terus memainkan musik yang membuat kita bahagia dan tenang, dan seperti biasanya dalam album ke-3 nanti kita akan tetap dengan konsep full instrumental, karena kita ingin ketika seseorang mendengarkan musik kita, mereka bebas menginterpretasikannya secara personal tanpa terkekang interpretasi lirik," pungkas Apek.

Editor: Surya